Chapter 15

296 21 2
                                    

Shaifah keluar dari dock sambil menjewer telinga Prapai yang mengaduh kencang.

"Aw... Aw... Aw..."

Bats...

Fah setengah melemparnya keluar dan melotot ke arah Prapai dengan kesal karena dia terus berusaha merecoki pekerjaan para mekanik di dalam dock. Padahal balapan akan dimulai beberapa jam lagi dan mereka harus menyelesaikannya sebelum acara dimulai.

"Bisakah kau jauhi Kakakku sebentar saja?!" seru Shaifah,

"Ai'Fah, ayolah! Aku sudah meninggalkannya denganmu sesiangan che mai?

Aku hanya ingin menungguinya saat bekerja, ke dai mai?"

"Mai!! Kau membuatnya tak konsen!"

"Tapi aku merindukannya setelah tak bertemu seharian..." jawabnya membela diri,

"Dasar bodoh!

Diam disini dan jangan coba mendekatinya lagi!" seru Shaifah untuk kesekian kalinya,

Huft...

"Ur... Khu lu!"

Tak berapa lama kemudian dia melihat Luis dan beberapa anak buahnya memasuki arena balap. Pria itu menatap tajam ke arahnya dan berjalan mendekat.

"Kau siap untuk kalah Khun Prapai?"

"Kau bercanda kan? Aku takkan kalah Mr. Luis! Mungkin kau belum tahu tapi aku belum pernah terkalahkan di arena ini..." sahutnya angkuh,

"Itu mengagumkan! Tapi rekor itu akan segera terpatahkan...

Apapun bisa terjadi saat balapan..." kata Luis dengan senyum penuh arti.

Prapai tahu betapa berbahayanya pria itu. Dia bisa melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Meski tangannya sedikit gemetar, dia tak ingin memperlihatkan hal itu pada siapapun.

Tep...

"Apa yang dia katakan padamu?" tanya Phayu dengan tepukan di bahunya,

"Bukan apa-apa?

Apa perkerjaanmu sudah selesai?" tanya Prapai penuh harap,

"Yang... Aku mendatangimu karena melihat Luis kemari!" jawabnya,

"Aw... Apa kau mengkhawatirkanku?" tanya Prapai,

"Bodoh!" sahut Phayu, kesal karena kekhawatirannya tak dianggap serius

"Phayuuu... Bai nai ya..."

'Aku tak ingin kau mengkhawatirkan hal yang tak perlu, Yu... Aku akan baik-baik saja.

Kalaupun ternyata aku tidak baik-baik saja nantinya, kuharap kau bisa memaafkanku na...' batinnya.

***

Phayu membantu Prapai mengenakan kostum balapnya. Jantungnya berdebar kencang demi melihat sosok pria yang tanpa dia bisa tolak telah memasuki hatinya dan menguasai tempat itu.

Tubuh padat berotot Prapai yang telah beberapa kali memeluknya dalam kenikmatan senggama itu terasa begitu kokoh di bawah belaian tangannya. Phayu tak bisa menahan diri untuk tak melarikan tangannya di sepanjang bahan kulit yang membalut tubuhnya.

"Sssshhh... Jika kau terus melakukannya, aku takkan bisa menyembunyikan keadaanku Yu..." bisik Prapai.

Prapai menggesekkan ujung hidungnya di kulit leher Phayu yang begitu dekat dengan wajahnya.

"Ta mai wa? Apa celanamu jadi terlalu sesak?" godanya,

"Ohoo... Jangan memaksaku melakukannya lagi na... Jika aku tahu kau begitu menyukai sensasi terikat seperti semalam, aku pasti sudah mengikatmu di atas ranjang agar kau tak bisa kabur..." kekeh Prapai dengan nada cabul,

Blazing Race (PhayuxPrapai fan fiction) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang