Chapter 24

260 11 2
                                    

"Kau telah mengacuhkanku selama 3 jam, asal kau tahu..." kata Prapai mengingatkan sembari berdiri berkacak pinggang di tepi meja kerja Phayu,

"Aku tak memintamu menungguku..." sahut pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari maket project yang sedang dikerjakannya,

"Kau sungguh-sungguh mengatakan itu?!

Aku telah datang dari kantor untuk memasakkanmu makan malam, menunggumu pulang dan bahkan saat kau sampai di rumah, kau meninggalkanku untuk mengerjakan itu..." rutuk Prapai,

"Proyek ini harus selesai dalam 2 hari. Kau tahu aku tak bisa mengacuhkan deadline..."

"Tapi aku merasa tidak dicintai!" ujarnya sebal,

Huft...

"Kau bisa pulang ke condomu!" usul Phayu datar,

"Mai dai... Adikku ada disana!" jawabnya,

"Plerng semakin sering menginap disana..." gumam Phayu,

"Dia praktis tinggal disana...

Aku berencana memberikan condo itu untuknya saat dia berulang tahun!"

"Ta mai ya? Memangnya kau sudah takkan tinggal disana?" tanya Phayu, tak benar-benar ingin tahu,

"Aku menginap disini 4 hari dalam seminggu, bahkan lebih. Aku tak membutuhkan condoku..." sahut Prapai.

Mendengar hal itu menarik perhatian pria berambut panjang itu. Phayu menatap Prapai dengan alis mengernyit.

"Tapi ini bukan rumahmu..." katanya singkat,

"Cai...

Kau adalah rumahku!" jawab Prapai sembari menunjuk dada Phayu dengan jari telunjuk,

"Mual..." rutuk Phayu sebal mendengar kata-kata Prapai yang kelewat manis,

"Apa kau hamil?!"

"Kau saja yang hamil!" rutuknya melempar penggaris ke arah Prapai dengan wajah memerah, "Tinggalkan aku Pai!

Aku harus menyelesaikan project ini!"

Huft...

"Baiklah..." ujar Prapai akhirnya menyerah.

Phayu tak mendengar saat Prapai meraih jaket dan kunci motornya, lalu keluar dari kamar.

Dia juga tak mendengar suara knalpot motor kesayangan Prapai saat pria itu menggebernya keluar dari bengkel karena peredam suara di dinding kamarnya yang kelewat bagus.

Prapai mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Menyelip di antara lalu lintas Bangkok yang masih ramai meski malam telah sangat larut. Dia memilih datang ke sebuah tempat milik temannya.

Killian Wang atau Lian adalah pemilik PLATINUM lounge, sebuah eksekutif bar untuk tamu VIP.

Prapai memarkir motornya dan melangkah masuk ke dalam interior mewah dan berkelas PLATINUM.

Suara musik yang dilantunkan DJ terdengar nyaring, tapi tak memekakkan telinga. Penjaga pintu mengenalinya dan hanya dengan satu kata, mengantar Prapai ke salah satu meja besar di tengah ruangan.

"Khun Prapai... Apa yang membawamu kemari malam ini? Kukira kau telah menjauhi dunia malam..." sapa Lian,

"Kekasihku sedang sibuk... Aku hanya ingin ganti suasana..."

"Kau tepat waktu untuk menikmati sajian spesial kami malam ini... Sayangku baru kembali dari Korea Selatan dan sahabatnya ikut ke Bangkok.

Malam ini dia akan melakukan perform di panggung kami..."

Blazing Race (PhayuxPrapai fan fiction) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang