Harusnya Cloveria sedang menikmati kegilaannya seorang diri, namun karena kedatangan Dante dan ikut campurnya Zayn, Clo harus puas dengan acara pengawalan ini.
Terhitung sudah empat jam lebih Dante menemani Cloveria melakukan apapun yang gadis itu mau.
Mulai dari membeli jajanan di pinggir jalan, mencari spot kuliner tersembunyi, hingga memborong makanan diskon di supermarket.
Sejak awal hingga akhir, Cloveria terus menutupi kekosongannya dengan cara memakan makanan sampai kenyang.
Tapi sayangnya, Clo tidak pernah merasakan kenyang. Karena itulah, kini Cloveria tengah mengisi lubang di hatinya dengan cara makan semua jenis camilan di depan supermarket. Dia dan Dante duduk di sana seraya menikmati jalanan yang masih ramai.
"Clo, sudah ya. Kamu sudah makan terlalu banyak."
"Biasa saja. Biasanya lebih banyak lagi kok, kalau aku sendirian."
Dante yang mulai cemas, ingin segera merapikan sisa makanan Cloveria agar gadis itu berhenti makan. Tapi pukulan dari Clo membuat Dante berhenti. Gadis itu seperti ingin memperingatkan Dante agar tidak kurang ajar.
"Zayn saja tidak pernah melarangku makan." Gerutu Cloveria yang secara tidak sadar, telah membangkitkan rasa cemburu Dante.
"Seharusnya dia melarangmu. Tidak baik makan sebanyak ini, Clo."
"Benar juga ya ... Kenapa Zayn tidak melarangku, ya? Padahal dia sering marah-marah tidak jelas kalau aku melakukan hal yang menurutnya tidak baik."
Seperti saat Cloveria hujan-hujanan karena ingin meredakan stress. Saat itu Zayn akan mengomelinya seperti seorang ibu yang memarahi anaknya, tapi dengan tangan yang berusaha mengerikan rambut Cloveria menggunakan handuk.
Atau mungkin seperti saat Cloveria mengalami kecelakaan kemarin. Zayn marah besar dan merutuki kebodohan Cloveria. Tapi di saat marah itu pun, Zayn tetap saja menelisik dan memastikan bahwa tidak ada luka serius pada tubuh Cloveria.
Cloveria juga ingat, bagaimana marahnya Zayn, saat Clo memilih untuk kabur dan bersembunyi pada acara kelulusan SMA.
Saat itu Cloveria sangat sedih saat melihat ayahnya yang memakai baju couple bersama Hilma dan Nancy. Jadi, secara tak sadar, Clo memilih untuk pergi menjauh dari keramaian.
Zayn menemukannya sedang bersembunyi di belakang gedung sekolah. Meskipun marah karena cemas Cloveria bisa saja diganggu laki-laki mesum, tapi Zayn pada akhirnya tetap memilih tinggal dan menemani Cloveria sampai gadis itu tenang.
Sekarang jika Clo mengamati seluruh makanan yang ada di hadapannya. Gadis itu baru sadar, jika jumlahnya jauh lebih banyak daripada saat dirinya bersama Zayn.
Jumlah makanan Cloveria saat ini mungkin adalah empat kalinya dari jumlah makanan ketika dirinya sedang bersama Zayn.
"Clo? Kamu melamun kenapa?"
"Huh?" Clo yang tanpa sadar selalu memikirkan Zayn kapan pun dia bersama dengan Dante, jadi tergagap sendiri.
Alih-alih memikirkan hal tersebut lebih lanjut, Clo justru memilih untuk mengubah topik pembicaraan.
"Kenapa Kak Dante tadi mau ke rumahku?"
"Oh ..." Dante kelihatan bingung. Dia tidak mengerti bagaimana harus menjelaskan situasinya kepada Cloveria.
"Kalau tidak mau menjawab ya tidak masalah."
"Bukan begitu. Aku pikir ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan."
"Memangnya pernah ada waktu yang tepat di antara kita, Kak? Kak Dante selalu saja kabur tanpa penjelasan, dan itu membuat hubungan kita menjadi serumit ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My House, Not My Home
General Fiction"Saat aku pergi ... bisakah kamu berjanji satu hal?" "Katakan." "Menangis, ya. Jangan memaksakan diri untuk tersenyum. Aku mohon ... menangislah." .,.,.,.,.,.,.,.,.,..,.,.,..,.,.,.,..,.,.,.,.,..,.,.,.,.,.... Cloveria Nahla Hanggio selalu diperlakuka...