21. Penyesalan Dewa

154 14 0
                                    

Cloveria terlihat begitu mirip dengan Ria, mendiang istri pertama Dewa, sekaligus wanita yang Nancy anggap sebagai orang ketiga.

Sebab bagi Nancy, Ria adalah pemisah cintanya dengan Dewa.

Nancy bahkan harus pergi meninggalkan Dewa bersama anak yang dikandungnya, karena keluarga Dewa menjodohkan pria itu dengan Ria. Sehingga selama bertahun-tahun, Nancy harus hidup menanggung malu bersama Hilma.

Dihina sebagai wanita hina karena hamil di luar nikah, dan bahkan sampai memiliki anak tidak sah, Nancy selalu merasakan sakit hati yang mendalam setiap kali bertatap muka dengan Cloveria.

Berbeda dengan Hilma yang harus hidup kekurangan semenjak kecil, Nancy yakin jika Cloveria hidup bergelimang kebahagiaan.

Oleh sebab itulah, Nancy begitu membenci Clo dan seringkali menyiksanya.

Ini semua salah Ria. Seluruh kemalangan yang menimpa hidupnya dan Hilma, Nancy menyalahkan seluruhnya kepada Cloveria.

"Jadi benar, kamu yang memberitahu soal rahasia kita kepada anakku?"

"Anakku? Memangnya hanya Clo saja anakmu?! Hilma juga anakmu, Mas!!"

"DIAM DAN JAWAB SAJA!"

Amarah Dewa sudah tidak bisa dibendung lagi. Dia tidak mengira jika selama ini, putrinya, Cloveria, sudah mengetahui rahasia hubungannya dengan Nancy.

Nancy sendiri merasa tidak bersalah karena itu adalah hak yang seharusnya dia dapatkan sebagai seorang istri sah. Dia juga adalah ibu dari anak pertama Dewa.

Benar. Hilma adalah anak pertama Dewa, karena sesungguhnya, ketika Nancy pergi setelah Dewa dijodohkan, dia sedang mengandung.

Karena itulah, sekarang ketika Dewa menyebutkan soal anak. Nancy menjadi murka, karena merasa anaknya, Hilma, tidak dianggap sama sekali oleh Dewa.

"Iya, benar! Aku yang memberitahunya soal hubungan kita, juga soal kebenaran status Hilma. Kenapa memangnya? Mau apa kamu?!"

"Kamu gila, hah?!"

"KAMU YANG GILA!" Bentak Nancy murka sambil menggebrak meja. Perempuan itu bangkit agar bisa menyamai pandangan Dewa, "selama bertahun-tahun, kamu membuatku bungkam! Dunia ini tahu jika Clo adalah putri kandungmu, tapi dunia tidak pernah tahu jika Hilma juga adalah anak kandungmu, Mas! Mereka hanya menganggap bahwa Hilma adalah anak tirimu! ANAK TIRI!"

"KITA KAN SUDAH SEPAKAT! AKU BILANG AKAN MENIKAHIMU ASALKAN KAMU MENYEMBUNYIKAN KENYATAAN ITU! APA KAMU LUPA?!"

"AKU TIDAK LUPA! TAPI AKU JUGA SUDAH TIDAK BETAH! AKU JUGA INGIN PUTRIKU MENDAPATKAN HAK YANG SAMA!"

Tidak ada habisnya. Dewa tahu betapa keras kepalanya seorang Nancy. Jadi Dewa juga pasti tahu jika semua perdebatan ini tidak akan mungkin berakhir, apabila kedua belah pihak tidak ada yang memilih untuk mengalah.

Dengan segenap kesabaran yang dia miliki, Dewa mencoba untuk menekan amarahnya. Pria itu mengambil nafas dalam-dalam lantas merebahkan tubuhnya di atas sofa, agar aliran darahnya menjadi lebih tenang.

Setelah cukup lama saling berdiam diri, Dewa pun akhirnya angkat bicara, "sejak kapan Clo tahu?"

"Huh! Peduli setan!"

"Jawab atau aku akan melakukan sesuatu yang tidak akan pernah kamu sukai, Nancy." Ancam Dewa dengan sorot mata keji. Nancy sebenarnya takut, tapi dia mencoba terlihat tegar.

"Memang apa yang bisa kamu lakukan? Menceraikanku, huh?"

"Iya. Aku akan menceraikanmu jika itu perlu."

"K-kamu bercanda kan, Mas?"

"Apa di matamu aku terlihat sedang bergurau, hmm?"

Ini ancaman yang menakutkan. Nancy takut setengah mati jika sampai itu benar terjadi. Perempuan itu bergetar dan merasakan tulangnya melembek akibat ancaman Dewa yang tidak main-main.

My House, Not My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang