Vingt-Cinquème

2K 268 30
                                    

𝆺𝅥 𝆺𝅥 𝆺𝅥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝆺𝅥 𝆺𝅥 𝆺𝅥

"(Name), aku... sebenarnya... tidak bermaksud ingin membela Nessa."

"?! Eh?"

"Ya, kau wajar terkejut begitu karena..."

Isagi men-jeda ucapannya merasa sedikit ragu untuk mengatakan rahasia yang ia simpan selama ini.

"Karena apa?"

Isagi terbungkam dalam lamunan pikirannya, bingung akan pilihan yang akan ia ambil selanjutnya, apakah sekarang waktu yang tepat untuk memberitahukan pada (Name) yang sebenarnya atau tidak.

"Karena aku dan Riyoz sudah tau siapa pelaku yang mengambil Soal ujian kenaikan kelas pada waktu itu. Dan kita berdua tau siapa dalang di balik masuknya kamu kerumah sakit."

Isagi menoleh menatap kearah (Name) yang saat ini juga menatapnya, terkejut? tentu saja, pasalnya sang gadis menunjukkan raut wajah yang cukup sulit diartikan, Senang? Sedih? Marah? Lega? Isagi tidak dapat membacanya.

"Oh.."

'Responnya?' Bingung Isagi

"Apa yang bakal kamu lakuin (Name)? Biarin aku ikut rencana kamu?"

Sang gadis tersenyum dengan mata yang menyepit, menatap Isagi senyumannya seperti mengartikan hal yang berbeda. (Name) yang sekarang cukup sulit ditebak jalan pikirannya.

"Makasih infonya, aku juga tau siapa dalangnya."

Isagi terbungkam dalam keterkejutannya melihat (Name) tersenyum senang dengan netra ruby yang menatap kearah langit biru berselimutkan awan putih.

(Name) mengusap hidungnya menggunakan punggung tangan sesaat sebuah keringat mengalir hendak mentes dari sana. Sudah hampi 20 menit ia bermain bola bersama Itoshi bersaudara.

Cukup menyenangkan karena permainan mereka membuat euphoria kebahagiaan bagi (Name) yang cukup lama tidak bermain bola.

Senyuman senang dengan netra yang bergetar kagum membuat yang ada disana menatap dirinya waspada.

Skor saat ini 4:3 untuk tim Sae dan tim (Name) kedua tim tersebut selalu saja berselisih satu angka karena sang gadis yang memang selalu saja membiarkan tim lawan menang.

Isagi menatap punggung gadis yang saat ini mengenakan Jersey basket bernomor 36, angka favorit si gadis yang Riyoz katakan padanya, selaku teman dekat si gadis.

Entah mengapa ia merasa seakan-akan dalam permainan ini (Name) melahap dirinya juga seluruh pemain yang ada di lapangan, cara dia bermain bola lumayan bagus.

Sebab biasanya seseorang yang jika sudah mendapatkan bola akan berusaha mati-matian untuk mencetak gol nya sendiri, sedangkan (Name) berbeda dia lebih memilih tim nya untuk mencetak gol.

HANYA MIMPI?! YANG BENAR SAJA?! • Blue Lock x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang