Vingt-Sixième

1.5K 238 56
                                    

𝆺𝅥  𝆺𝅥  𝆺𝅥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝆺𝅥 𝆺𝅥 𝆺𝅥

Sae terdiam, netra teal nya menatap kearah (Name) yang tengah mengusap-usap kepala Isagi, ia merasa gadis itu mulai agak menjauh darinya, semenjak dia berubah.

"..Nii-chan?" Panggil Rin lirih

"Diem. Jangan ngomong. Gue benci denger suara lo." Ungkap Sae dengan nada penekanan

Rin melebarkan matanya, tangannya bergerak mengusap kepalanya yang perlahan menunduk dalam, tidak menyangka jika kakaknya akan berubah. Memang sudah berubah.

Meski ia sudah terbiasa di perlakuan seperti ini jika kalah dalam pertandingan dimana saat ia satu tim dengan Sae, yang sekarang rasanya seperti berbeda, ia sudah muak.

Mereka memang terlihat akur namun itu didepan mama, papa dan publik saja, agar tidak ada yang tau permasalahan mereka.

"Gue ngerasa lu ngga cocok jadi pemain bola Rin. Lu ngga becus, cuma jagain cewek satu aja ngga bisa. Lu ngga gun-"

'Plak!'

Sae melebarkan netra nya, terkejut kerena tiba-tiba ada yang menamparnya hingga membuat kepalanya tertoleh kesamping dengan rasa panas mulai menjalari pipi nya. Begitupun dengan Rin, namun si pemuda memilih diam ketika tau siapa yang menampar kakak nya.

Sae dengan wajah garang menoleh hendak mencari siapa yang berani menamparnya, ia kembali dikejutkan dengan (Name) yang menatap datar dingin dengan tangan yang masih berada di udara karena sempat menamparnya.

"Udah ngocehnya? Sekarang minta maaf."

"Maksud lo?"

"Pake nanya? Minta maaf sama Rin, lo ngga sadar apa omongan lo barusan udah nyakitin dia, hah? Mau gue tampar lagi biar sadar?"

"Gu-"

"Minta maaf atau gue bilangin Tante Mikasa?"

'eh? Bentar tadi gue ngomong apa? Tante? Mikasa? Hah?! Jangan bilang?!'

Sae masih diam menatap intimidasi (Name) yang menatapnya datar padahal dalam hati sigadis tengah berteriak histeris karena bayangannya tentang kedua orang tua Sae dan Rin, ialah Mikasa dan Eren bukanlah sebuah lelucon.

"Minta maaf." (Name) merendahkan suaranya menatap tajam Sae yang bergeming tidak ada minat untuk minta maaf.

"Oh atau gue aduin Paman Eren? Kalo anak nya tuh sebenernya ngga akur?" Lanjut (Name) karena Sae masih tidak merespon.

Decakan terdengar, Sae sudah tidak bisa berdebat jika seseorang sudah mengatas namakan ayahnya, terlebih lagi ini (Name) yang mengatakannya sudah pasti ia akan di marahi habis-habisan oleh ayahnya nanti sepulang sekolah meskipun ayahnya sedang melakukan pelatihan militer sekalipun.

Sae berbalik, menatap Rin yang tengah menenggak air mineral yang di berikan oleh Isagi tadi saat dirinya tengah berdebat dengan (Name).

Sae menoleh kearah (Name) yang tengah bersidekap dada, disampingnya ada Riyoz dan Scyla yang tengah membisikan sesuatu di belakang kepala gadis itu.

HANYA MIMPI?! YANG BENAR SAJA?! • Blue Lock x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang