Happy reading...
_________⸝⸝⸝⸝⸝⸝_________
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya mereka sudah sampai. Azizah langsung memeluk satu persatu teman-temannya. Azizah juga memperkenalkan Mecca, gadis kecil itu merasa senang berada ditempat ini. Karena banyak anak-anak seusia dengannya.
Tiba-tiba seorang wanita cantik dengan tampilan mencolok berjalan kearah ibu dan anak itu. Wajahnya datar, jika dilihat wanita itu tampak angkuh, pandangannya lurus kedepan merasa tidak tertarik dengan orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya.
"Hai Azizah." Sapa wanita itu.
Azizah menoleh begitupun yang lain.
"Siapa ya?" Tanya salah satu teman Azizah.
"Aku Nishella. Teman Arhan."
Azizah tersenyum canggung.Teman-teman Azizah saling pandang sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi dan meninggalkan dua wanita itu yang masih diam ditempat.
"Mama, Mecca ke sana dulu ya."
Azizah mengangguk. "Iya, jangan jauh-jauh ya nak."
Mecca segera berlari menuju tempat yang disediakan khusus anak-anak .
Azizah bingung harus apa, dia tak kenal dengan wanita asing ini.
"Gimana kabar Arhan?"
"Alhamdulilah sehat."
"Oh yaudah kalau gitu aku tinggal ke sana dulu ya, tadi aku berangkat kesini bareng suamiku. Dia kebetulan salah satu teman kamu."
"Oh iya."
Hanya itulah yang bisa diucapkan Azizah, satu persatu orang dimasalalu suaminya datang menghampirinya, entah tujuannya apa.
Puncak acara ini sudah berjalan sekitar 15 menit yang lalu, tetapi anak-anak masih belum ingin beranjak dari tempat main mereka termasuk Mecca.
Azizah merasa bosan, ia menopang dagunya diatas meja lalu melamun. Bayangan tentang perempuan dimasalalu Arhan kembali terlintas difikirannya.
Sampai akhirnya suara kursi disampingnya menyadarkan lamunannya. Ia menoleh ke samping dan mendapati Arhan menduduki kursi yang semula kosong.
"Kok nggak gabung sama yang lain?" Tanya Arhan tersenyum lembut.
"Lagi badmood, btw kamu kok tiba-tiba nyusulin aku mas?"
Arhan mengerutkan keningnya heran. "Badmood kenapa sayang?"
Azizah menghela nafas pelan. "Gapapa, udah lupain aja. Kamu belum jawab pertanyaan aku yang tadi."
"Mau nemenin istri, soalnya nggak tega kalau dibiarin pulang sendiri."
Azizah tersenyum malu. "Apaan sih mas, udah tua juga masih aja gombal."
"Masih muda sayang belum juga kepala tiga udah dibilang tua aja."
Azizah tampak berfikir sejenak lalu memandang Arhan. "Aku kangen kamu mas."
Arhan tertawa lalu membelai pipi mulus milik istrinya itu. "Aku juga kangen, tapi nanti ya kalau dirumah."
"Kok dirumah? Aku kan bilang kalau aku kangen kamu. Gak jelas deh kamu ini."
"Kangen-kangenan nya dirumah aja, disini banyak orang." Bisik Arhan pelan ditelinga Azizah. "Udah ah ayo kita susul Mecca, terus pulang." Lanjutnya dengan nada suara yang sudah normal.