MORE THAN EVER-14

1.1K 49 16
                                    

Haiiii, apa kabar gaiss?Semoga kalian semua selalu sehat yaa para readerskuHehe, maaf telat update😊Akhir-akhir ini author memang lagi banyak bgt tugas kuliah, jd lebih mengutamakan yang penting dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiii, apa kabar gaiss?
Semoga kalian semua selalu sehat yaa para readersku
Hehe, maaf telat update😊
Akhir-akhir ini author memang lagi banyak bgt tugas kuliah, jd lebih mengutamakan yang penting dulu...




Gais author ngga nyangka ternyata ada yg nunggu cerita ini update, padahal cerita ini juga ngga semenarik itu buat kalian tunggu, tp author tetap mengapresiasi itu. Terimakasih  ya🤍🦋

Happy reading...

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_


"Kamu beneran nggak kenapa-kenapa shel?"

Shella hanya tersenyum samar mendapati sang mama yang tengah menatapnya dengan rasa khawatir. Gelengan di kepala membuat dokter Inne menatap prihatin pada putri semata wayang nya itu, ia mengerti bagaimana perasaan Shella sekarang. Sehancur apa hati wanita itu saat dengan paksa kesucian yang selama ini ia jaga berhasil direnggut oleh lelaki asing.

Malu dan kecewa lebih mendominasi di benak Shella, mengapa disaat seperti ini Arhan lah yang justru menjadi dewa penolong nya, mengapa bukan lelaki lain saja?

"Sayang..."

Ucapan dari ambang pintu membuyarkan lamunan nya. Shella melihat Rafael yang datang, pria itu langsung memeluk Shella dan memberikan ciuman singkat  di kening sang istri.

Lelaki itu duduk di tepi ranjang sambil menatap dengan senyum kecil yang terukir di wajah tampannya. "Kenapa kamu bisa kayak gini sih shel?"

Shella menggeleng pelan sambil terus menyeka air mata yang masih mengalir membasahi pipi nya.  Kini, arah pandang Shella beralih ke sepasang suami istri yang tak lain adalah owner dari cafe ini.

"Maaf tadi belum sempat saya selesaikan pembicaraan kita, jadi begini menindak lanjuti kejadian di cafe ini. Saya dan istri saya sepakat untuk menikahkan saja mas ini dengan mbak Shella."

Baik Arhan maupun Rafael sama-sama terkejut, bukan ini yang Arhan inginkan, ia hanya berniat menolong Shella tetapi keadaan seakan tak berpihak padanya, ia dipaksa untuk mempertanggung jawabkan perbuatan yang sama sekali tak ia perbuat.

"Maaf ya pak sebelumnya, tapi keputusan kalian ini salah. Saya hanya berniat menolong teman saya, bukan saya pak pelakunya. Tadi sewaktu saya akan pulang, saya nggak sengaja dengar suara orang menangis lalu saya cari suara itu dan saya menemukan teman saya  sudah dalam keadaan yang seperti ini."

"Pak saya ini suami dari korban, dan orang yang akan bapak nikahkan dengan istri saya adalah atasan saya di kantor tempat saya bekerja. Bahkan beliau ini juga sudah menikah dan memiliki seorang putri. Pak saya yakin bukan beliau yang melakukannya , pak Arhan ini orang baik." Rafael tak tinggal diam, dirinya ikut membela karena tak tega melihat Arhan yang terus disalahkan.

MORE THAN EVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang