Happy reading..
__________⸝⸝⸝⸝⸝⸝___________
Mobil sudah berada di perkarangan rumah mewah milik Arhan dan Azizah. Namun Anya belum mau diajak keluar, gadis itu masih duduk di jok depan sambil memainkan ujung jarinya.
"Nggak papa, gak usah terlalu tegang. Nanti kan kita masuknya juga bareng-bareng."
Anya menghela nafas pelan, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Jangan berfikiran yang nggak-nggak. Oke?"
Akhirnya mereka pun keluar dari mobil, melangkah bersisian ke arah pintu rumah yang tertutup. Marsel mengetuk pintu bercat coklat itu dengan sekali ketukan sampai akhirnya pintu pun dibuka oleh Amecca.
"Hai om Marsel..." Sapa gadis kecil itu dengan senyum manisnya.
Marsel berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan keponakan nya itu. "Hai Mecca.. om Marsel kangen tau sama kamu, makin cantik aja sih kamu. Emang dikasih makan apa sama mama papamu?"
Mecca berdecak kesal. "Ck, nyebelin deh om Marsel ini. Baru juga dateng udah buat Mecca kesal aja, Mecca aduin mama lo biar om Marsel dimarahin."
"Eh jangan gitu dong, nanti om Marsel beliin permen deh."
"Permen? Ishhh dasar om miskin. Whlekkk." Kata Mecca sambil menjulurkan lidahnya.
Gadis kecil itu masuk kedalam rumah sambil berteriak. "MAH, PAH.. ADA OM MARSEL."
Marsel menggandeng tangan kekasihnya untuk melangkah memasuki rumah Arhan dan Azizah.
"Lho udah sampai aja nih.."
Arhan dan Azizah berjalan menghampiri sepasang kekasih itu.
"Hai kak Arhan , kak Azizah. Gimana kabar kalian?" Sapa Marsel dengan santainya.
Dua pasang mata kini terarah pada Marsel, cowok itu berusaha untuk terlihat tenang tetapi dalam hati mati-matian menahan ketegangannya.
"Alhamdulilah kami sehat. Ini siapa?"
Anya menelan ludahnya dengan susah payah, demi apapun tatapan dari pasangan suami istri ini sangat mengintimidasi. Bahkan gadis itu berharap ada keajaiban yang mampu membawanya pergi dari sana detik ini juga.
"Ini pacar gue kak."
Marsel menyengol lengan Anya. "Kamu jangan diem aja sayang, kenalin diri kamu." Katanya setengah berbisik.
"Ak-u pa-car-nya mar-sel ka-k."
Demi tuhan tiba-tiba kakinya melemas, Anya merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa bersikap biasa saja didepan mereka.
Azizah tersenyum melihat ketegangan diwajah Anya. "Cantik banget sih kamu. Amalan apa ya yang dilakuin Marsel sampai punya pacar secantik kamu.."
"Ya itu namanya jodoh kak."
Azizah melirik sinis kearah Marsel. "Diem lo. Gue lagi ngomong sama Anya."
"Kalian mau nikah ya?" Kali ini Arhan yang bertanya. Pria itu menatap Marsel dan Anya secara bergantian.
"Iya kak. Modalin dong." Kata Marsel tak tahu malu.
Ingin rasanya Azizah menendang Marsel dari rumahnya.
"Eh ayo kalian silahkan duduk dulu." Seru Arhan mempersilahkan Marsel dan Anya untuk duduk.
"Kak, mama kemarin telfon kakak ya?"