Terimakasih yang sudah vote n komen!
"Jika kamu tidak mendapat apa yang kamu inginkan, maka jangan merebut milik orang lain"
-Azizah Shalsa-Happy reading...
Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Azizah terbangun lalu beringsut mendekati Arhan dan memperhatikan wajahnya sejenak. Bahkan saat tidur seperti ini pun dia masih terlihat sangat tampan.
Secara perlahan Azizah mendekatkan wajahnya pada Arhan. Kemudian memberikan kecupan singkat dikening sang suami.
Kebetulan hari ini adalah hari libur jadi tidak ada salahnya juga Azizah memilih tetap membaringkan tubuhnya dan melanjutkan tidurnya sejenak.
Namun baru saja Azizah ingin memejamkan matanya, sebuah suara membuatnya kembali bangun.
"Mama.."
Azizah turun dari ranjang lalu berjalan membuka pintu kamarnya. Ia mendapati Amecca yang masih berwajah bantal sambil membawa boneka kesayangannya.
Azizah mengandeng tangan mungil itu untuk masuk.
"Mecca kok udah bangun, ini kan hari libur. Mecca istirahat lagi ya."
Amecca ikut membaringkan tubuh disamping sang papa. Lain halnya dengan Azizah, wanita itu sudah berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Arhan terusik saat Amecca tidur diatas tubuhnya, gadis kecil itu cepat sekali berpindah posisi.
"Loh anak papa kok tidurnya disini? Nanti sakit lo kepalanya." Katanya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Papa setelah ini temenin Amecca main ya."
"Kan ada Syafa, mending nanti mainnya sama Syafa."
"Iya sama papa juga. Pokoknya Mecca nggak suka kalau papa deket-deket sama Syafa. Papa kan cuma papanya Amecca bukan papanya Syafa."
Arhan mengernyit bingung, sejak kapan putrinya ini menjadi sangat posesif. Padahal karena Amecca lah hubungan arhan dengan Syafa menjadi sangat dekat.
Arhan meletakkan tubuh mungil Mecca dengan hati-hati, lalu dirinya bersandar pada kepala ranjang.
"Nak, kamu kenapa? Kok jadi nggak suka gitu sama Syafa?"
Amecca langsung merubah posisinya membelakangi Arhan.
"Anak papa kenapa? Cerita dong sama papa, siapa tau papa bisa bantu."
Amecca menggeleng lalu bersembunyi dibalik selimut.
Arhan menghela nafas pelan lalu segera turun dari ranjang menyusul sang istri yang tengah membersihkan diri.
Dibalik selimut itu, Amecca menangis. Bukannya ia tidak ingin Syafa dekat dengan Arhan, tetapi karena gadis itu mendengar pembicaraan Nesha dengan Syafa yang membuatnya menjadi sangat takut kehilangan papanya.
Flashback...
Amecca berjalan menyusuri koridor dilantai dua kamarnya, gadis itu sengaja berjalan dengan langkah pelan. Saat melewati kamar tamu yang ditempati Nesha berserta anaknya, tak sengaja Amecca mendengar pembicaraan ibu dan anak itu.
"Pokoknya Syafa mau papa Arhan jadi papanya Syafa. Kata mama, dulu mama sama papa Arhan sempat saling suka terus kenapa sekarang jadi menjauh? Andai aja dulu kalian menikah pasti Syafa bahagia."
Nesha tak menyangka gadis sekecil Syafa bisa berbicara seperti itu. Ia juga bingung darimana Syafa tau kalau dulu Nesha dan Arhan pernah memiliki rasa satu sama lain? Tidak. Nesha tidak pernah memberitahu putrinya itu.