Kedua temannya saling bertatap sejenak, seakan ada pemikiran yang sama di antara mereka. Raja akhirnya menghela napas. "Apa lo juga ngerasa kalau Arya sekarang agak aneh?"
Surya mengangguk. "Iya, sejak Alvaro datang ke meja kita tadi dan ngasih tawaran buat masuk OSIS, dia kayak berpikir serius gitu."
"Kita lihat aja nanti, Mungkin Arya bakal bilang ke kita setelah dia selesai mikir." Sambung Surya menggelengkan kepalanya.
Arya melewati begitu saja kedua perempuan itu yang baru masuk ke kantin, padahal Putri nampak memberi senyuman ke Arya. Namun, Arya seolah tidak melihat senyuman itu. kayanya kak vero ngomong serius ama Arya, batin Salma.
Dengan sekaleng minuman soda di tangannya. Arya duduk di bangku theater yang berada di aula, tempat dimana anak-anak OSIS dan pramuka berlatih pentas drama. Terlihat beberapa dari mereka yang sedang menyiapkan properti yang akan di gunakan untuk latihan.
Ia bisa merasakan semangat dan dedikasi para anggota OSIS dan pramuka dalam mempersiapkan pentas drama. Pandangannya melayang ke properti-proprol yang dikerjakan dengan cermat dan detail, seolah-olah sebuah dunia baru sedang terbentuk di hadapannya.
Di tengah kegiatan latihan tersebut, Alex, seorang anggota OSIS yang juga teman sekelas Arya, mendekatinya dengan senyuman.
"Hai, Arya. ngapain lo disini, tumben banget biasanya lo di perpus?" Tanya Alex yang duduk di sampingnya.
Arya menoleh kepada Alex, tersenyum pelan. "Gue lagi Liat-liat aja, bosen juga di perpus mulu."
Alex mengangguk mengerti. "Yaaah gue juga bakal suntuk kalo jadi lo,tiap hari liatin buku mulu, yaudah gue turun duluan ya."
"Oh iya silahkan lanjutin, sorry gue ganggu ya," ucap Arya dengan meneguk minuman di tangannya.
"Oh iya, jangan kebanyakan bengong disini nanti kesambet baru tau rasa lo, " canda Alex serasa beranjak dari bangkunya.
Sementara itu, di meja makan siang, Raja mengalihkan pembicaraan.
"Ngomong-ngomong, lo lihat Salma dan Putri tadi sur?" Tanya Raja.
Surya mengangguk. "Iya, kayaknya Salma agak risih gitu, tapi Putri kayaknya senang."
"Yaudah kita ke kelas duluan aja yuk, nanti lo chat aja kalo udah bel masuk." Seru Raja seraya berjalan dari kantin.
"Gue bilang sekarang aja ya kalo kita di kelas? "
"Terserah lo dah."
Sementara itu di panggung teater, latihan drama dimulai. Arya masih duduk di bangku, merenung dalam diri. Ia merasa semakin dekat dengan keputusan yang akan ia ambil, dan semangat para anggota OSIS di depannya memberikan inspirasi lebih untuk memilih jalannya sendiri.
Suara notifikasi dari pesan masuk di smartphone Arya memecah keheningan renungannya. Ia melihat pesan dari Surya dan dengan cepat membalasnya.
Sang Surya
Gue ama Raja udah di kelass, lo dimana?Arya
Di aula, kenapa?Sang Surya
Gapapa, gue kira lo kemanaBel sekolah berbunyi menandakan istirahat telah usai dan semua murid harus melanjutkan pelajaran sampai jam pulang sekolah.
Namun tidak bagi para anggota OSIS dan Pramuka yang sedang berlatih pentas drama. mereka di berikan dispensasi dari istirahat kedua hingga jam pelajaran berakhir untuk berlatih pentas drama.
Arya beranjak dari tempat duduk nya dan pergi meninggalkan aula, dari atas panggung theater Alvaro memandang lekat punggung Arya sampai menghilang dari pandangannya. Ada ekspresi campuran di wajah Alvaro, seakan-akan ada sesuatu yang berputar di benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconscious in love
Teen FictionArya adalah seorang siswa SMA yang dikenal sebagai anak pintar dan rajin belajar. Namun, meskipun populer di sekolah, dia tidak banyak bergaul dengan teman-temannya. Sebaliknya, Arya lebih sering menghabiskan waktu berdua dengan dua temannya, Surya...