Di pagi yang cerah, suasana aula sekolah berubah menjadi semarak dengan kehadiran anggota OSIS yang penuh semangat. Mereka berbincang riang tentang persiapan pentas drama yang akan memeriahkan peringatan hari kemerdekaan.
Namun, ada satu permasalahan yang mengganjal pikiran mereka kekurangan peserta untuk memerankan tokoh-tokoh penting dalam drama tersebut.
Tiba-tiba, Maya punya ide brilian. Dia mengusulkan untuk bergabung dengan anggota Pramuka, yang terkenal dengan jiwa kekompakannya, untuk mengisi peran yang kosong. Semua anggota OSIS langsung menanggapi ide tersebut dengan antusiasme.
keceriaan mereka tak berhenti di situ. Para anggota OSIS, yang selalu mencari kesempatan untuk menginspirasi dan mengajak orang lain bergabung, punya gagasan luar biasa untuk merekrut anggota OSIS baru dari kalangan anak kelas sepuluh.
Mereka percaya bahwa semakin banyak orang yang terlibat, semakin meriah dan berkesan pentas drama ini akan menjadi.
"Jadi, mari kita berikan kesempatan kepada teman-teman kelas sepuluh untuk bergabung bersama kami sebagai anggota OSIS!" seru Rizky, dengan penuh semangat.
Dengan semangat membara, para anggota OSIS menyebarkan informasi tentang perekrutan ini ke seluruh kelas. Mereka mengadakan demo di setiap kelas, mengajak para siswa untuk merasakan kehangatan dan kebersamaan di OSIS.
Saat tiba waktunya, aula pun dipenuhi oleh para calon anggota OSIS baru dan para senior yang sudah berpengalaman.
Semua orang dipersilakan untuk duduk bersama, membentuk sebuah kelompok besar yang siap menyemarakkan peringatan kemerdekaan dengan drama yang luar biasa.
Dalam sebuah acara breafing yang penuh semangat dan kebersamaan, para calon anggota OSIS diberikan pembinaan dan diberi peran masing-masing dalam drama.
Beberapa di antaranya akan menjadi pahlawan nasional, sementara yang lain akan menjadi tokoh-tokoh peristiwa sejarah penting.
Seorang siswa bernama Dika yang tadinya ragu-ragu, akhirnya mendapatkan peran sebagai Bung Tomo, sang pahlawan pejuang kemerdekaan. Wajahnya berbinar-binar ketika diberikan skrip untuk tokoh yang begitu menginspirasi ini.
***
terdengar suara pintu yang terbuka lalu masuklah seorang perempuan yang cantik kedalam perpustakaan, ia menghampiri Raja yang sedang mendata buku di meja bu Rina.
" permisi ka, saya disuruh pa Deni buat nyari buku sejarah ada dimana ya? " ucap perempuan itu dengan lembut.
Raja menyuruhnya untuk menanyakan dimana letak buku sejarah ke seseorang yang sedang membersihkan buku karena ia yang menyusunnya di tiap-tiap rak buku, sudah pasti ia tau dimana letak buku itu.
perempuan itu Dalena Arumi, ia mendekat ke murid laki-laki yang sedang membersihkan buku di rak dari debu-debu yang menempel. namun ia ragu untuk menanyakan dimana letak buku sejarah itu.
seraya menunggu laki-laki itu selesai dengan pekerjaan nya, ia berusaha mencari buku itu seorang diri dengan menelusuri tiap-tiap rak buku, namun ia kesusahan mencari buku di antara banyaknya buku di perpustakaan.
laki-laki yang sedang membersihkan buku ialah Arya. Arya melihat Arum seperti kesusahan mencari buku di antara banyak buku, Arya mendekat lalu menegur Arum hingga membuat keduanya terkejut.
Arya terkejut dengan siapa yang ada di hadapannya saat ini, Arum menundukan kepalanya sembari memegangi buku yang baru saja ia ambil. Arya meminta maaf karena telah membuatnya terkejut.
Arya terkejut sebab yang ada dihadapannya saat ini ialah perempuan yang kemarin sempat Arya buntuti sehabis bel pulang, ia melihat tidak ada tanda nama di seragam yang digunakan oleh perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconscious in love
Teen FictionArya adalah seorang siswa SMA yang dikenal sebagai anak pintar dan rajin belajar. Namun, meskipun populer di sekolah, dia tidak banyak bergaul dengan teman-temannya. Sebaliknya, Arya lebih sering menghabiskan waktu berdua dengan dua temannya, Surya...