Arya memilih untuk tetap tenang dan berjalan terus tanpa memberikan reaksi apapun terhadap komentar tersebut. Dia tahu jika melibatkan diri dalam konfrontasi fisik hanya akan membuat situasi semakin buruk. Ia ingin fokus pada peran barunya di OSIS dan berusaha menjalani kehidupan sekolahnya dengan damai.
Namun, saat dia melangkah lebih jauh, salah satu dari siswa-siswa tersebut yang tampak lebih provokatif menghalangi langkah Arya.
"Apa, takut lo?!" Kata siswa tersebut dengan nada meremehkan yang mencoba mengintimidasi Arya.
"Gue gak mau ada masalah, jadi tolong minggir," ucapnya dengan tegas seraya menghela nafas dalam-dalam mencoba menghadapinya dengan tetap tenang.
Siswa tersebut tersenyum sinis dan tidak mengindahkan permintaan Arya. Mereka terus memprovokasi Arya, mencoba membuatnya marah. Tapi Arya tidak ingin terprovokasi oleh suasana tersebut. Dia terus berbicara dengan nada yang tenang, mencoba bernegosiasi dengan siswa-siswa tersebut untuk melepaskannya. Namun sepertinya negosiasi tidak berjalan mulus, pemuda itu terus melanjutkan langkahnya menerobos orang yang ada di hadapannya.
Setelah berhasil menghindari konfrontasi dengan siswa-siswa yang mencoba mengintimidasi Arya, dia melanjutkan perjalanannya menuju aula tanpa menunjukkan rasa kesal atau takut. Dia memilih untuk tidak merespon, ini adalah tindakan yang bijak dalam situasi tersebut. Meski orang-orang di belakangnya terus memanggilnya mencoba melepaskan amarah pemuda bermata coklat itu.
Arya tiba di aula sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh Alvaro. Aula sekolah adalah tempat yang cukup besar, dengan panggung di depan dan bangku-bangku yang tersusun rapi untuk penonton. Properti untuk pentas drama sudah tersusun di panggung, termasuk peralatan pencahayaan dan suara.
Alvaro menyambut Arya dan anggota OSIS lainnya yang sudah berkumpul di aula. Mereka segera memulai latihan drama yang akan dipentaskan dalam waktu dekat. Alvaro, sebagai ketua OSIS memimpin latihan dengan energi dan semangat yang tinggi. Dia memberikan instruksi kepada setiap anggota OSIS tentang peran mereka dalam drama.
Awalnya Arya merasa sedikit gugup, tetapi dengan bantuan Alvaro dan teman-teman OSIS lainnya, dia mulai merasa lebih percaya diri. Mereka berlatih berulang kali, berbicara dengan dialog mereka, dan memperbaiki gerakan panggung. Semua anggota OSIS bekerja keras untuk memastikan pentas drama berjalan dengan lancar.
Waktu berlalu begitu cepat, dan matahari mulai terbenam di luar aula. Mereka telah berlatih dengan serius sepanjang hari. Setelah latihan selesai, Alvaro memberikan pujian kepada semua anggota OSIS atas kerja keras mereka.
"Kalian semua luar biasa! Terima kasih untuk hari ini. Silakan pulang ke rumah masing-masing," kata Alvaro sembari memberi semangat pada anggotanya.
Para anggota OSIS bersorak dan merasa semakin termotivasi untuk membuat pentas drama mereka menjadi yang terbaik. Mereka meninggalkan aula dengan perasaan puas, walaupun lelah setelah seharian berlatih.
Arya pulang kerumah dengan keadaan lelah, tidak seperti saat menjadi murid biasa, menjadi anggota OSIS sedikit merubah kebiasaannya dengan pulang lebih sore dari pada murid biasa.
"Aden baru pulang... Sekarang jadi sibuk di sekolah ya? Kalau mau makan bibi udah siapin di meja makan," sambut Bu Imas yang sedang menyapu halaman depan rumah.
"iya bi, makasih udah masakin makanan," balas Arya sambil membuka sepatunya sebelum masuk ke dalam rumah.
Arya melepas sepatunya dan berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. setelah membersihkan diri ia berjalan menuju meja makan. Bau harum makanan yang disiapkan oleh Bu Imas membuat perutnya lapar.
Dia duduk di meja makan yang bersih dan rapi, lalu mulai menikmati hidangan yang telah disiapkan. Rasa lelahnya mulai hilang seiring dengan setiap suapan yang masuk ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconscious in love
Teen FictionArya adalah seorang siswa SMA yang dikenal sebagai anak pintar dan rajin belajar. Namun, meskipun populer di sekolah, dia tidak banyak bergaul dengan teman-temannya. Sebaliknya, Arya lebih sering menghabiskan waktu berdua dengan dua temannya, Surya...