Sudah hampir seminggu Raja Vermax kembali ke istana.
Dia bukan saja membawa kemenangan setelah bertarung melawan monster gorila, tetapi juga membawa banyak binatang buruan untuk seluruh penghuni istana. Musim dingin sudah hampir berlalu sehingga banyak binatang keluar dari sarangnya mencari makan. Raja Vermax dan pasukannya pun mendapatkan banyak rusa, kelinci, banteng dan kambing hutan.
Sangat lumayan.
Istana Bunga Mawar langsung sibuk. Biasanya Raja Vermax akan minta ditemani perempuan yang masih perawan sebagai obat lelahnya. Dayang sudah mempersiapkan calon "teman tidur" Raja Vermax sejak sebulan yang lalu.
Namanya Rolia, putri seorang saudagar.
Rolia ikut ayah ibunya menjajakan dagangan dan di tengah jalan rombongan kereta dihadang penyamun. Rolia melihat ayahnya tewas dipenggal sementara ibunya diperkosa di depan matanya. Rolia selamat karena penyamun ingin menjual gadis malang itu lebih mahal. Dia menghubungi orang yang biasa menadah perempuan dan memperoleh sekantung uang perak setelah meninggalkan Rolia.
Rolia diterima Miriam bukan hanya karena dia perawan, tetapi dia dianggap bisa mengalihkan perhatian Raja Vermax pada Natasya. Miriam tidak mau Raja Vermax pakai hati dengan Natasya. Lebih dari sebulan sang Raja membawa Natasya, dan sebelum pujaan hatinya itu kecantol betulan, dia harus bisa "menghidangkan" Raja Vermax perempuan yang lebih cantik.
Iya. Harus.
Miriam memang sangat berambisi. Masalahnya di hari kedua kepulangan Natasya, dia mendapat info yang mengagetkan.
Seperti biasa, Miriam selalu memeriksa setiap gadis yang selesai melayani Raja Vermax. Ada satu pertanyaan penting yang dilontarkan Miriam. Pertanyaan penting dan selalu diakhiri dengan gelengan kepala para gadis yang wajahnya merah merona.
Saat Miriam bertanya pada Natasya, perempuan itu justru mengangguk dan menunduk. Miriam seperti mendengar petir di siang bolong.
"Kapan itu? Sudah lama?" tanya Miriam dengan nada tinggi.
"Seminggu yang lalu, sebelum Baginda berburu dan menyuruh saya pulang,"kata Natasya lirih.
Miriam langsung cemburu. Belum pernah dia mendapat kabar kalau Raja Vermax bisa menembakkan spermanya di kelamin perempuan yang dia tiduri. Raja Vermax sangat menjaga kebersihan kelamin dan rahim para gadis yang menjadi sumber kekuatannya.
Bahkan sewaktu Miriam melakukan seks dengan Raja Vermax, sang Raja selalu ejakulasi di luar.
Ini tidak biasa.
Miriam langsung khawatir Raja Vermax berniat punya anak dari Natasya. Kalau itu terjadi bisa-bisa Natasya akan naik pangkat menjadi selir. Dan kalau anaknya lelaki, tidak menutup kemungkinan dia akan jadi permaisuri Raja Vermax.
Bukankah seluruh negeri sedang menunggu Raja punya istri dan anak.
Miriam terbakar api cemburu yang bukan hanya membuat hatinya kesal tetapi juga keringat dingin bercucuran.
"Kamu merasa hamil?" tanya Miriam to the point.
Hamil?
Natasya meraba perutnya yang rata. Secara usia Natasya masih 18 tahu ditambah dia jarang terpapar pornografi seperti anak jaman now yang punya akses internet, pertanyaan soal hamil tidak pernah ada di kepalanya.
Natasya hanya tahu nge-seks dengan Raja Vermax itu enak meskipun sering membuat dia pingsan. Waktu kejadian itu dia juga dalam keadaan terangsang berat dan tidak sadar ketika Raja Vermax klimaks tanpa sempat mengeluarkan penisnya.
Maklum saat itu yang memegang kendali memang Natasya yang bergoyang di atas pangkuan Raja muda yang ganteng itu.
Yang Natasya ingat hanya betapa hangat rahimnya disemprot Raja Vermax. Bersamaan dengan itu dia juga meraih klimaks.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM SANG RAJA 21+++
FantasíaSINOPSIS Raja Vermax Maximiliam adalah raja yang cukup disegani. Bukan hanya wajahnya tampan, tetapi dia cerdas, ahli strategi dan tidak mengenal takut. Di usia Raja Vermax yang mencapai 35 tahun, dia tidak menikah. Padahal semua rakyat menanti cal...