Natasya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menonton permainan primitif itu. Hatinya dipenuhi rasa cemburu dan birahinya terangsang melihat bagaimana lidah Raja Vermax mematuk-matuk kelamin Gian yang kedua kelopaknya terbuka dengan indahnya.
Mengisap habis cairan orgasme Gian dengan rakusnya.
Dari tempatnya Natasya bisa melihat kemaluan Gian yang yang sedang dimanjakan mulut dan lidah Vermax. Kemaluan itu sangat rapat, bersih dan berkilau akibat basah dengan liur Raja Vermax dan sisa cairan cinta setelah Gian klimaks hebat tadi.
Kaki Gian yang terlipat dan terbuka lebar itu masih gemetar setelah mencapai klimaks. Matanya setengah tertutup sementara dada Gian membusung ranum.
Dada itu terengah-engah.
Puting merah kehitaman milik Gian mengacung dengan kerasnya dan menggoda siapa pun untuk menyusu di payudaranya yang mungil namun kencang itu. Bahkan Natasya yang perempuan sekali pun tergoda untuk mengisap puting dada Gian.
Kini Raja Vermax mengangkat pinggul Gian yang besar. Rupanya raja pegal harus tiarap terus-terusan demi bisa mengoral vagina perawan itu. Posisi Gian sekarang disesuaikan dengan Raja Vermax yang duduk.
Pinggul yang terangkat tinggi itu membuat lubang indah Gian tepat di mulut Raja Vermax. Sedangkan tangan langsing sang gadis menyangga tubuhnya agar jangan jatuh.
Posisi Gian sangat tidak menguntungkan, namun dia tidak punya pilihan. Raja lebih fokus pada kenyamanannya ketimbang peduli perempuan yang sedang "mengabdi"padanya.
Raja Vermax kembali melahap bagian intim itu. Lidahnya dengan lincah menjilat dan menekan lembut klitoris Gian yang ternyata ukurannya hampir setengah jempol Raja Vermax. Benda segitiga itu keras akibat sangat terangsang permainan lidah Raja Vermax yang memang sudah tinggi jam terbangnya di bidang menghisap kelamin perempuan.
Dengan kondisi duduk begitu, penis Raja Vermax terlihat gagah perkasa. Batang raksasa yang selalu membuat Natasya kelojotan itu menganggur tanpa aktivitas dan entah keberanian dari mana, Natasya mendekat.
Raja Vermax terlalu sibuk menikmati lubang Gian yang kembali basah. Tiba-tiba jilatannya berhenti ketika menyadari ada benda lunak hangat membuat penisnya nikmat. Saat Raja menoleh ke bawah. dia melihat kepala Natasya. Perempuan itu sudah mengoral penis sang Raja dengan sangat ahli.
Raja Vermax yang keenakan mendesah.
"Ahhhh Natasya... Kau benar-benar perempuan yang penuh inisiatif," desis Raja Vermax.
Natasya tidak menjawab. Tangannya memijat dan mengocok batang penis jumbo itu dengan penuh perasaan, sementara mulutnya yang mungil mengulum kepala penis yang merah jambu sang Raja dengan permainan lidah yang membuat Raja Vermax terbang ke angkasa.
Tak heran Raja Vermax sering menghentikan isapannya pada lubang Gia akibat penisnya distimuli seperti itu. Mulut sang raja mendesis-desis bagai ular yang kehilangan sarangnya.
Setelah 10 menit, Raja Vermax berdiri. Penisnya yang sedari tadi dikulum penuh nafsu itu sudah super tegang dan Raja Vermax siap dengan aksinya yaitu menyetubuhi Gian yang sudah setengah pingsan akibat kebanyakan orgasme.
Raja Vermax membalik tubun Gian dan jari telunjuknya yang besar membelah kemaluan Gian yang kuyup memastikan lubang dia akan dia sasar berada tepat di depan penisnya yang tidak sabar ingin mencari kenikmatan lubang perawan.
Natasya melepaskan penis dari mulutnya setengah tidak rela. Dia kini bisa merasakan berapa banjirnya kelaminnya karena sangat terangsang.
Perlahan tapi pasti Raja Vermax menjebol kemaluan Gian yang masih sangat rapat itu. Tubuh Gian meronta lemah namun ditahan Raja Vermax sehingga hanya pahanya yang terkangkang gemetar menahan sakit luar biasa. Maklum ukuran penis Raja Vermax juga bukan kaleng-kaleng. Natasya sendiri sudah pernah merasakan betapa menyakitkannya saat penis itu menyeruak masuk ke dalam liang senggamanya yang masih belum terjamah.
Namun setelah itu Natasya justru ketagihan.
Gian menangis, merintih dan minta ampun selama prosesi persenggamaan itu. Suaranya serak memohon agar dia dilepaskan. Namun Raja Vermax tidak mendengarkan. Setiap kali ujung penisnya mentok di rahim Natasya, sang Raja mengeram keenakan. Sementara Gian merasakan batang panas panjang itu seperti tembus hingga ke tenggorokannya.
Pada dasarnya penis Raja Vermax hanya masuk 2/3 nya saja sedangkan sisanya masih diluar.
"Sakit Tuan... Ampun Tuan... Sakit.... lepaskan saya..." Gian terus merintih-rintih.
Dadanya yang bergantung itu begoyang-goyang sesuai dengan gerakan Raja Vermax yang maju mundur.
Raja Vermax tiba-tiba membalikkan badan Gian sehingga dia menyetubuhi perempuan malang itu secara konvensional.
Gian meronta-ronta. Kakinya menendang-nendang. Raja Vermax menahan kaki itu sambil terus memajumundurkan pantatnya.
Payudara Gian kembali bergoyang-goyang. Natasya tiba-tiba sudah di atas dada Gian dan mengisap puting Gian penuh nafsu.
Gian merintih makin keras. Sedotan Natasya pada dadanya membuat dia geli dan malu.Tidak pernah terpikirkan kalau dadanya akan diisap seperti itu.Jangankan oleh laki-laki seperti Raja Vermax, apalagi oleh perempuan.
Raja Vermax tersenyum senang. Dia semakin semangat mengenjot kemaluan Gian yang kini sudah berhasil menerima batang perkasanya secara penuh. Hingga akhirnya rintihan kesakitan Gian berubah menjadi rintihan penuh birahi, tanda Gian sudah bisa mendapatkan kenikmatan duniawi dari Raja Vermax.
"Ohhh...Ah..... Ohhhh.... Ahhhh..." Gian merintih dengan nada berganti-ganti. Setiap Raja Vermax menarik dan menekan penisnya hingga mentok ke ujung rahim perempuan itu.
Raja Vermax kini bisa merasakan liang nikmat Gian berdenyut makin kencang, tanda dia akan orgasme. sedetik sebelum Gian orgasme, Raja Vermax mencabut batang jumbonya dan mulutnya dilekatkan di kelamin Gian yang bengkak dan basah. Tanpa jijik dengan percikan darah perawan Gian, Raja Vermax menunggu curahan cairan orgasme dari lubang nikmat itu.
"Ouahhhhhhhhhhhhhhh," Gian berteriak menyambut pelepasannya.
Cairan kelaminnya tumpah ruah dan masuk ke mulut Raja Vermax yang sabar menanti. Gian merengek ketika sambil mengisap, Raja Vermax menekan klitoris besarnya dengan ibu jarinya. Tubuh Gian mengeliat.
Bersamaan dengan itu Natasya kembali mengoral penis Raja Vermax dengan rakusnya. Bahkan Natasya tidak peduli sisa cairan perempuan di batang keras itu.
Raja Vermax masih menelan cairan kelamin Gian ketika penisnya berkedut dasyat.
Ya, raja Vermax tidak tahan dengan servisan mulut Natasya sehingga dia ejakulasi. Cairan cinta itu tumpah dimulut Natasya.
Raja Vermax mengerang hebat. Tubuhnya bergetar dengan penis di mulut Natasya.
Natasya tidak rela melepaskan penis nikmat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM SANG RAJA 21+++
FantasiSINOPSIS Raja Vermax Maximiliam adalah raja yang cukup disegani. Bukan hanya wajahnya tampan, tetapi dia cerdas, ahli strategi dan tidak mengenal takut. Di usia Raja Vermax yang mencapai 35 tahun, dia tidak menikah. Padahal semua rakyat menanti cal...