Bab 17 -- Tuhan, Izinkan Aku Hamil

14K 137 0
                                    

FOLLOW DULU BARU BACA

==

Malam masih belum larut.

Namun Gian sudah terkapar setengah tak sadarkan diri. Perempuan itu merasakan rahim dan kelaminnya perih.  Apalagi mulut dan lidah Raja Vermax masih aktif mengorek liang intim itu menyapu semua cairan yang tersisa dari orgasmenya.

Gian mengigil menahan perih.

Perempuan  muda itu menangis tanpa suara ketika Raja Vermax akhirnya melepaskan kelamin Gian dari mulutnya. Yang dirasakan Gian lubang kelaminnya itu merapat perlahan setelah sebelumnya melebar diterjang benda tumpul  raksasa Raja  Vermax.

Air mata membasahi wajah Gian. Dia tidak lagi perawan dan menurutnya sudah kotor.Bagian intimnya sudah dimasuki lelaki lain.

Pikirannya melayang pada kekasihnya yang sudah duluan mati di medan perang melawan prajurit Raja Vermax. Dia menyesal tidak menyerahkan kehormatannya pada lelaki itu sebelum berangkat berperang.

Si kekasih memang mengajaknya bersenggama berulang kali. Setidaknya untuk menunjukkan komitmen Gian untuk mencintainya.  Namun Gian menolak. Dia ingin semuanya terjadi setelah mereka menikah. Gian mendengar banyak gadis di desanya ditinggal kekasih mereka setelah mereka tidak perawan lagi.

Sekarang dia justru terjebak di harem Raja Vermax. Belum pernah Gian merasa malu seperti itu. Gian adalah perempuan pemalu yang sangat menjaga kehormatannya. Tetapi hari ini dia pasrah membiarkan bagian tubuh yang paling rahasia itu dilumat oleh mulut Raja tanpa ampun. Bahkan klitorisnya sampai melejit keluar dari persembunyiannya gara-gara ulah jemari Raja.

Kendati Gian tidak bisa berbohong bahwa permainan mulut dan jari Raja Vermax memang sangat nikmat dan membawanya ke langit ke tujuh. Kenikmatan yang sempat membuatnya terkencing-kencing.

Bahkan dia melupakan kekasihnya ketika diterpa orgasme

Dan ya Tuhan... perempuan bernama Natasya itu mengisap puting payudaranya dengan rakus tadi disaat dia sedang menahan sakit disetubuhi sang Raja.

Menjijikan.

 Gian memejamkan matanya. Dalam kondisi setengah sadar, dia melihat Raja Vermax melambai ke arah Hana. Gadis itu sempat terlupakan oleh Raja Vermax yang sedang sibuk mengerjai Gian dan dikerjai Natasya.

Setelah itu Gian tidak ingat apa-apa lagi.

Ketika Gian pingsan. Hana dengan tubuh gemetar naik ke atas ranjang besar itu. Permainan intim Raja Vermax, Gian dan Natasya tadi disaksikan secara langsung oleh Hana. Vaginanya terasa basah melihat bagaimana Gian terlonjak-lonjak diterbangkan ke awan oleh lidah dan mulut Raja Vermax.

Obat perangsang yang dikonsumsi Hana menyebabkan gadis itu tersengat birahi. Namun ketika gilirannya tiba, Hana justru ketakutan.

Sementara itu Natasya masih membersihkan penis Vermax yang baru saja ejakulasi dengan lidahnya. Cairan semen yang muncrat dari batang raksasa itu lumayan banyak dan langsung ditelan Natasya tanpa pikir panjang.

Raja Vermax mengubah posisinya. Kalau tadi dia berdiri demi menyetubuhi Gia dengan posisi nungging dan misionaris, kini Raja ingin lebih santai.

Raja membaringkan diri di kasur empuk dengan taburan kelopak mawar. Raja Vermax memerintahkan Hana untuk berjongkok di atas wajahnya. Sang Raja ingin menikmati kelamin perawan Hana sambil berbaring terlentang sementara Natasya masih mengoral penisnya yang bukannya layu, malah semakin keras.

Dengan gemetar Hani berjongkok. Kakinya mengangkang di antara wajah tampan Raja Vermax. Perempuan itu mendesah begitu merasakan Raja Vermax membelah kelaminnya dengan jari, menyibakkan dua kelopak kelamin untuk bisa mengakses lubang yang tak pernah terjamah itu.

HAREM SANG RAJA 21+++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang