one

342 17 9
                                    

Suasana pagi hari begitu terasa hangat sebab sang mentari mulai menampakkan dirinya. Begitupula dengan suasana hati seseorang yang kini tengah menampilkan senyum hangatnya untuk orang yang ia temui.

Entahlah. dia pemilik perusahaan properti paling berpengaruh di negeri ini, namun begitu ramah dengan semua bawahannya. Tetapi itu semua berbeda disaat sedang menangani pekerjaan, ia tidak akan seramah itu.

"Sajangnim sudah kaya raya, baik, ramah pula. Pasti sangat beruntung yang menjadi istrinya nanti".

"Sungguh aku ingin menjadi kekasih sajangnim".

"Bagaimana bisa orang setampan sajangnim masih belum memiliki pendamping ?".

Begitulah para karyawan perusahaan Jseok Asia Land membicarakan pemimpin mereka. Namun ada pula yang berfikir negatif tentangnya, meskipun tidak banyak tapi tetap ada.

Yang menjadi bahan perbincangan tak pernah sekalipun perduli dengan hal-hal tidak bermanfaat tersebut. Asalkan tidak mengusik pekerjaannya, ia tak akan ambil pusing dengan ucapan mereka.

Tungkai panjangnya telah sampai pada tujuan, ruangan luas dengan meja kerja yang cukup besar dengan segala fasilitasnya.

"Hyung, tolong siapkan berkas para pemagang. Aku belum sempat membaca data diri mereka". Ucap pria tampan tersebut dengan telinga tertempel pada telepon kabel.

"Baiklah, tunggu sebentar sajangnim ". Terdengar sahutan dari seberang.

Jung hoseok adalah laki-laki dewasa dengan usia 29 tahun. Pemimpin perusahaan Jseok Asia Land pada periode kedua. Artinya, dia putra dari pendiri perusahaan properti yang kini telah diberi tanggung jawab sepenuhnya.

Berbeda dengan hoseok, ayahnya adalah sosok yang tegas dan juga berwibawa. Jarang sekali menampakkan segaris senyum kepada sembarang orang. Hoseok lebih menuruni sifat hangat dari mendiang ibunya.

Tok tok tok

"Ini berkas pemagang yang sajangnim minta. Dan sudah saya pisahkan berdasarkan prodi supaya sajangnim bisa langsung membacanya".

"Ah, terimakasih hyung".

"Baiklah. Kau pelajari dulu, aku akan mengarahkan mereka untuk bersiap wawancara".

"Emm".

Hoseok membuka berkas satu persatu, setelah sekertaris yang merangkap sebagai hyung bagi hoseok pergi meninggalkan ruangan.

Ditempat lain, lebih tepatnya di lantai lima sudah terdapat para calon pemagang yang sudah siap untuk diwawancarai. Mereka adalah orang orang pilihan yang jelas memiliki kecerdasan akademik yang tinggi.

Mereka terdiri dari beberapa laki-laki dan cenderung lebih banyak para perempuan. Dengan berbagai gaya dan tampilan, harapan mereka sama. Diterima di perusahaan kenamaan korea, dan tentu berharap menjadi karyawan tetap setelah mereka lulus nanti.

"Mohon perhatiannya. Silahkan persiapkan diri kalian dengan baik. Sepuluh menit lagi sajangnim akan datang mewawancarai kalian". Suara pria pucat itu menjadi pusat perhatian semua orang yang berada dalam ruangan tersebut. Sebagian dari mereka terdiam dengan genggaman tangan masing-masing, mungkin gugup . Dan ada pula yang santai-santai saja seperti tidak akan terjadi apa-apa.

Seperti yang dikatakan, tak menunggu lama seseirang yang dikatakan sebagai sajangnim telah memasuki ruang wawancara. Sudah pasti semua asistensi tertuju kepada laki-laki tampan dengan map ditangannya.

NOT YOU (JUNG HOSEOK-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang