six

93 10 15
                                    

Gapapa ga vote kok. Gak maksa..
Ada yang membaca cerita ini saja aku udah seneng.
Terimakasih.

Hari keberangkatan menuju jepang.

Setelah menolak tawaran hoseok yang akan menjemputnya, rossie segera bergegas menuju bandara.
Ia memilih datang lebih awal dari jadwal penerbangannya. Rossie tidak mau membuat hoseok menunggunya, bukankah tidak sopan jika bos menunggu karyawannya ? Begitu fikir rossie.

Sudah dua puluh menit menunggu kedatangan bos tampannya, yang ditunggu-tunggu akhirnya menampakkan diri.

Sudah dua puluh menit menunggu kedatangan bos tampannya, yang ditunggu-tunggu akhirnya menampakkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga, tidak bisakah dia berpakaian biasa saja ? Kenapa tidak jauh-jauh dari setelan kantor ?".
Rossie bergumam melihat hoseok datang dengan kemeja putih polos, bawahan jeans hitam dan sepatu senada dengan celana
"Apa kau menunggu lama, rossie ?".

"Tidak, sajangnim. Saya juga belum lama sampai". Bohong rossie.

"Ya sudah, ayo. Berjalan disamping ku, jangan dibelakang".

"Tidak apa-apa, saya akan mengikuti anda dari belakang saja".

"Jangan membantah, aku juga tidak akan sampai hati membiarkan perempuan berjalan dibelakangku sedangkan kita berangkat bersama dengan tujuan yang sama".

"Tapi, saya..".

"Sekarang bukan jam kerja. Saat ini kita teman, ayo".

"Baiklah..".
Tak ingin membantah lagi, rossie segera berjalan disamping hoseok.
Jangan ditanyakan lagi tentang jantungnya yang sudah pasti berdebar kencang. Mendapatkan perlakuan manis adalah salah satu titik lemah perempuan.

Mereka bersama, berdampingan namun mereka sama-sama terdiam. Entah canggung ataukah gugup karena kejadian-kejadian kecil yang telah mereka alami.

Lebih tepatnya hoseok yang sering kali memberi perhatian manis, meskipun diselimuti oleh sikap tegasnya.

Membuat rossie terkadang bingung dengan sikap atasannya itu. Dia takut terjatuh ke dalam perasaan, meskipun hatinya sedikit keras tetap saja ia khawatir.
Batu yang sepenuhnya keras saja masih bisa dihancurkan, apalagi kerasnya hati rossi hanya sedikit.

Tokyo.

"Aku sudah memesan satu vila untuk kita selama disini".

"Hanya kita, ya ?".
Tanya rossie kebingungan.

"Memangnya siapa lagi yang ada disini ? Tidak perlu kawatir, ada dua kamar disana. Aku tidak sebrengsek yang kau fikirkan".
Bagaimana tidak berfikir yang jauh jika mereka pergi berdua dan akan menginap dibawah atap yang sama ? Benar saja, hanya tiga hari tapi tetap saja kan ?.

"Ah, bu bukan seperti itu, sajangnim. Maksud saya..".

"Aku tahu. Jika kita menginap di hotel aku tidak bisa menjagamu setiap saat. Jika di vila pintu kita hanya satu, jika terjadi apa-apa aku tentu akan tahu. Kita sedang bekerja dan berada jauh dari orang-orang yang kita kenal, apalagi kau menjadi tanggung jawabku saat ini".

NOT YOU (JUNG HOSEOK-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang