Epilog

115 7 2
                                    


Bianca memandang kosong langit langit biru dibalkon kamarnya.

Sudah 7 tahun sejak kepergian Hisyam, perlahan lahan Bianca bisa menjalani hidup seperti biasanya meskipun sedikit teringat Hisyam dan segala kenangan mereka yang singkat.

"Bundaa" Bianca menoleh ketika mendengar suara anak kecil laki-laki sedang berdiri didepan pintu kamarnya.

Bianca tersenyum.

"Bunda ayo ditunggu papa dibawah" Ucap Anak kecil laki-laki yang berumur 5 tahun.

"iya sebentar ya" Ucap Bianca halus, lalu ia segera mengambil tasnya di atas tempat tidur dan berjalan keluar kamar.

Setibanya dibawah, Bianca langsung menghampiri mama nya

"Bianca pulang ya mah" Ucap Bianca sambil memeluk mamanya.

"Hati-hati yaa" Ucap mama.

"Angkasa, sini pamit dulu sama Oma" ucap Bianca pada anak laki-laki itu yang ternyata bernama Angkasa.

Anak pertama Bianca dengan Sammy, yang 3 tahun lalu mereka berdua dijodohkan, sebelumnya Bianca sangat menolak perjodohan itu namun entah bagaimana caranya Sammy mampu meluluhkan hati Bianca sehingga mereka berdua menikah.

Angkasa mencium pipi Oma nya yang sudah terlihat keriput.

"Angkasa,om punya hadiah nih buat dibawa pulang" Ucap Kenzo yang membawa sebuah kardus mainan robot.

"Yeeee terimakasih om" ucap Angkasa sambil menerima hadiah dari Kenzo.

Bianca tersenyum melihat angkasa yang begitu senang mendapatkan hadiah dari pamannya

"hati-hati ya kak" ucap Kenzo sambil memeluk kakaknya.

Sammy memasuki rumah Bianca dan tidak lupa berpamitan pada mertua dan adik iparnya.

"nitip Bianca ya Sam, jagain" ucap Mama

"ya pasti dijagain lah mah, kan kak Bianca dah jadi istri nya bang Sammy." ucap Kenzo

Mama memukul pelan bahu Kenzo.

"nitip salam buat papa ya mah" ucap Bianca.

Mama hanya tersenyum dan mengangguk.

.
.
.

Mobil Avanza putih berjalan pelan keluar dari gerbang rumah Bianca.

Bianca menoleh pada Angkasa yang duduk di kursi belakang sambil mengunboxing hadiah nya dari Kenzo.

"besok dah masuk kerja lagi?" tanya Sammy

"iya" ucap Bianca.

"aku anterinn ya" ucap Sammy lembut.

"kamu gak kerja mas?" tanya Bianca.

"aku ambil cuti besok," Ucap Sammy.

"sekalian ke sekolahnya Angkasa katanya ada acara bareng papanya" Lanjut Sammy.

Bianca hanya tersenyum lembut.

. . .

"Kopi mas?" Tanya  Bianca ketika melihat Sammy fokus berkutik dengan laptopnya diruang tamu.

" gausah bentar lagi selesai " ucap Sammy.

Bianca duduk disebelah Sammy, dan menyandarkan kepala nya dipundak Sammy

"kamu lagi ada masalah?" tanya Sammy.

"nggak" jawab Bianca.

"kenapa kok lesu gitu? istirahat gih besok kamu kerja loh." Ucap Sammy yang mulai mematikan laptopnya.

"masih belum ngantuk" ucap Bianca.

Sammy menaruh laptopnya diatas meja, lalu menggenggam tangan Bianca.

"kangen Hisyam?" tanya Sammy.

Bianca menatap Sammy lekat.

"rindu itu pasti ada, cuman gak serindu dulu, dia cuman masa lalu ku yang menghiasi masa masa muda ku," ucap Bianca.

"aku paham" ucap Sammy lalu menepuk nepuk pucuk kepala Bianca.

"makasih ya, udah sesabar ini" ucap Bianca.

"sama sama, terimakasih juga" ucap Sammy.

"buat?" tanya Bianca heran.

" udah mau jadi istriku, dan melahirkan Angkasa." Ucap Sammy sambil tersenyum hangat

Bianca tertawa kecil mendengar ocehan Sammy yang menurutnya norak.

"kamu tuh ya" ucap Bianca.

"Bundaa, papa..." Bianca dan Sammy menoleh ketika Angkasa memanggil nya dari belakang.

"Angkasa kok belum tidur besok sekolah loh" ucap Sammy.

"Angkasa mau tidur bareng bunda sama papa." ucap Angkasa.

Bianca dan Sammy tertawa kecil. Lalu Sammy bangkit mengendong Angkasa dan membawa nya Ke kamar  di ikuti Bianca.

"Marii kitaa tidurr" Ucap Sammy, Angkasa yang tertawa terbahak -bahak dalam pelukan Sammy dan disusul Bianca yang tersenyum  memandang suami dan anaknya bahagia.

.
.
.

"Kamu tau Hisyam?titik tertinggi seseorang dalam mencintai?" -Bianca.

"apa?"- Hisyam

"Mengikhlaskan, dan bersyukur menerima jalan takdir." - Bianca.

"Berbahagialah Bianca" -Hisyam.

"Pastii Syam." - Bianca

.
.
.
.
.
.

END.

Mute LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang