Chapter 23

180 14 0
                                    

Ini mungkin pertama kalinya Baekhyun tidak mengusir Chanyeol yang datang ke rumahnya. Tentu saja, karena Baekhyun sendirilah yang menawarkan Chanyeol untuk pulang bersama. Ia bahkan mengajak Chanyeol untuk singgah sebentar, tapi Chanyeol menolak, ia harus segera pulang karena kakek dan neneknya datang malam ini. Namun itu tidak mencegah Chanyeol untuk menghabiskan waktu sedikit lebih lama bersama Baekhyun. Ia sengaja mencari topik pembicaraan yang panjang agar Baekhyun tidak segera masuk ke rumahnya.

Baekhyun tertawa ringan mendengar candaan dan cerita Chanyeol. "Terima kasih karena telah mengantarku," ucapnya setelah Chanyeol menyelesaikan ceritanya.

"Dan terima kasih karena membiarkanku mengantarmu pulang," balasnya. Ia kemudian diserang rasa penasaran dan bertanya. "Tapi tumben... bukan tumben, ini pertama kalinya kau memintaku untuk pulang bersama. Apa ini artinya aku sudah mendapatkan lampu hijau?"

Baekhyun menggeleng. "Tidak semudah itu. Aku mengajakmu pulang bersama karena aku ingin melihat apakah aku harus menerimamu atau tidak," jawab Baekhyun membuat Chanyeol kecewa. Namun Chanyeol tidak pernah tau apakah yang dikatakan Baekhyun itu benar atau tidak.

"Kalau begitu aku masuk dulu," kata Baekhyun. Tangannya bergerak dengan canggung. Ia ingin melambaikan tangan, tapi ia sendiri merasa aneh jika melakukannya.

Chanyeol terkekeh gemas dengan tingkah yang masih malu-malu itu. Ia melambaikan tangannya dengan bersemangat. "Aku pulang dulu, bye bye!" pamitnya dan segera berbalik meninggalkan Baekhyun. Namun, baru mengambil beberapa langkah, Chanyeol kembali dan berlari menuju Baekhyun. Sebelum Baekhyun sempat bertanya alasannya kembali, Chanyeol sudah lebih dahulu mencium pipinya. "Good bam, Baekhyunie!" katanya dengan sebuah senyum lebar dan langsung pergi sebelum Baekhyun tersadar dari keterkejutannya dan menendangnya.

Setelah Chanyeol jauh, barulah Baekhyun menyadari sepenuhnya apa yang baru saja terjadi. Wajahnya memerah seketika. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada orang yang melihat. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar tidak karuan. Baekhyun pun langsung berlari masuk ke rumah, melompat ke kasurnya, menutup wajahnya dengan bantal, dan mengutuk Chanyeol berkali-kali. Mungkin malam ini Baekhyun tidak bisa tidur tanpa memimpikan pemuda tinggi itu.

.

"Hari terakhir festival! Ayo semua tetap semangat!" Chanyeol menepuk punggung junior-junior OSIS lainnya yang sedang mengurus beberapa hal di belakang panggung. Ia bahkan dengan bersemangat menyapa semua orang yang dilaluinya.

"Dia kenapa sih?" tanya Kyungsoo pada Baekhyun. Ia tahu kalau Chanyeol adalah orang yang ceria dan bersemangat, tapi pagi ini Chanyeol sepuluh kali lebih ribut dari biasanya.

Baekhyun mengangkat bahu. "Entahlah. Mungkin dia senang karena tidak perlu lagi mengurus festival," jawab Baekhyun tidak peduli.

Jujur saja, Baekhyun bisa menebak kenapa Chanyeol begitu bersemangat hari ini. Jelas karena ini adalah hari dimana Baekhyun akan memberikan jawabannya. Namun, bukan berarti Baekhyun akan memberikan jawaban sekarang juga. Sedari pagi, ia malah menghindari Chanyeol dan berkali-kali mengatakan bahwa ia akan memberitahunya nanti. Bukan, Baekhyun bukannya belum yakin dengan perasaannya, tapi ia tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Baekhyun buruk dalam merangkai kata-kata, apalagi kalau ia harus bicara pada Chanyeol yang telah ia tolak berkali-kali.

"Baekhyun-ah," panggil Chanyeol membuat Baekhyun menoleh.

Baekhyun baru saja akan melarikan diri, tapi Chanyeol sudah lebih dahulu merangkulnya—menahannya untuk pergi. "Apa?"

"Ayo kita ke atap sekolah."

"Dilarang ke atap sekolah selama festival berlangsung."

"Kita ke sana di hari pertama festival."

Straight to My Heart [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang