Hyunsuk dan Jihoon berjanji untuk saling melindungi namun hal tak terduga terjadi hingga menyebabkan keduanya harus berpisah antara hidup dan mati
"Tidak apa apa jika kamu pergi kemanapun tapi jika kamu pergi ketempat yang tidak bisa aku jangkau,aku...
Jihoon tahu harinya tidak akan pernah berjalan mulus seperti jalan raya disana namun entah mengapa ia selalu terkejut padahal ini bukan yang pertama kalinya
Lelaki park itu menatap tajam pada seorang wanita cantik dengan brand ternama yang melekat pada tubuhnya,dikedua sisinya pun terdapat dua orang berbadan besar
"Untuk apa anda datang kemari?"
Dingin, suara itu dingin sekali. Ini masih terlalu pagi dan sungguh Jihoon tidak ingin membuat keributan bersama siapapun terlebih ini didepan gerbang sekolah,tolonglah ia sudah dicap buruk oleh siswa siswi,jangan sampai setelah ini ia juga akan dituduh yang tidak tidak
"Pulang Park"
Jihoon menghela nafas,langkahnya ia bawa untuk menjauh dari gerbang sekolah
"Sudah berapa kali saya bilang,saya tidak akan pernah pulang kerumah"
"Seperti ini caramu berbicara dengan Ibumu"
"Anda yakin anda seorang Ibu? Lantas Ibu mana yang ingin memperkenalkan putranya sebagai anak adopsi kepada publik"
Mata itu menusuk,seolah olah ingin membunuh si lawan bicara sampai akhirnya ia menghela nafas, tidak. Ini tidak benar,ia tidak boleh tersulut emosi dan berakhir dipukuli,atau lebih parahnya lagi ia harus membuka segala luka lama yang ia kubur dalam dalam
"Saya pergi"
"Tidak ada yang mengizinkanmu pergi"
"TAPI SEDARI AWAL ANDA YANG MENDORONG SAYA PERGI"
Bagus Park,kau benar benar tersulut emosi karena itu tangan sang ibu sudah terangkat untuk menampar Jihoon
"Pergilah,kau tidak ingin menyebarkan rumor tentang artis terkenal yang terlilit hutang kan?"
Jihoon menghela nafas sebelum melanjutkan
"Pergilah,orang orang itu akan datang sebentar lagi"
"Park Jihoon kau...."
"Pergilah kumohon,jika kau ingin memarahi atau bahkan membunuhku tolong jangan sekarang"
Dan itu berhasil,sang ibu berhasil berjalan menjauh meninggalkan Jihoon.
Jihoon sudah akan berjalan menuju tembok belakang sekolah karena ini sudah lewat dari jam masuk namun langkahnya terhenti,entah mengapa ia sangat tidak ingin pergi sekolah, perasaannya sudah terlalu berantakan ia takut membuat kesalahan lagi disana
Namun sisi lainnya menolak,sisi yang menyuruh Jihoon untuk pergi sekolah dan mengikuti pelajaran dengan baik,terlebih saat mengingat ujian matematika dan Hyunsuk. Pria mungil yang katanya akan meminjaminya buku catatan
Maka dengan langkah gontai Jihoon memanjat,si lelaki Park memutuskan untuk mengikuti pelajaran,setidaknya ia bisa melihat Hyunsuk,setidaknya ia bisa mendengar suara menggemaskan itu
Namun semesta sepertinya memang senang mempermainkan Jihoon,karena baru saja akan melompat,kakinya ditarik hingga terjerumus ke tanah,punggung dan wajahnya terasa menyakitkan dan saat ia berhasil berdiri orang orang dengan tampang preman itu sudah menghujami nya dengan tatapan menusuk serta tangan yang siap terangkat untuk memukulinya
Park Jihoon tersungkur,wajah lebam yang bahkan baru kemarin itu kembali bertambah
Jihoon tidak lemah,Jihoon bisa bela diri,Jihoon bisa melawan orang orang itu, namun ia tidak bisa,karena Jihoon akan mendapatkan hal yang lebih dari ini jika ia melawan
Dirasa tenaganya sudah habis dan para preman yang sudah puas memukulinya,ia ditinggalkan begitu saja,dengan isi tas yang berantakan ditanah dan uang yang sudah diambil habis
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunsuk bergerak gusar di kursinya,ujian matematika sudah terlewat,bahkan istirahat pertama pun akan selesai dalam waktu sepuluh menit,dan ia belum menemukan eksistensi Jihoon sama sekali
Hyunsuk sudah mencoba bertanya namun kebanyakan orang menjawab bahwa Jihoon pasti sedang melakukan perkelahian. Tidak, Hyunsuk tidak ingin memercayai hal itu
Sampai akhirnya ia memutuskan untuk menelpon,harap harap Jihoon mengangkat panggilannya sampai di dering ketiga,berhasil. Hyunsuk berhasil menghubungi Jihoon namun mendengar suara Jihoon yang kesakitan?
Hyunsuk tidak tahu,namun ia berkali kali mendengar Jihoon meringis. Sampai ia beranjak dari duduknya hingga kursi itu terjungkal kebelakang,membuat atensi siswa siswi menoleh padanya
"Hyunsuk,ada apa?"
"Jihoon"
"Hah? Ada apa dengan Jihoon?"
Tidak. Hyunsuk tidak ada waktu untuk menjelaskan pada Jaehyuk dan Junkyu maka dengan begitu saja ia berlari,menghalau siswa siswi yang berada di koridor sampai ia memohon pada satpam untuk dibukakan gerbang
Hyunsuk tidak mengerti,ia tidak mengerti mengapa ia begitu khawatir akan keadaan Jihoon padahal ia baru mengenalnya beberapa Minggu lalu,Hyunsuk bahkan baru sehari keluar bersama Jihoon
Hatinya tidak tenang,ia tidak tahu harus pergi kemana untuk menemukan Jihoon,sambungan telepon itupun segera terputus saat Hyunsuk mendengar ringisan Jihoon,tidak ada percakapan apapun,itu sebabnya Hyunsuk dengan terburu keluar dari sekolah
"Ikut aku" Sampai tangannya ditarik oleh Jaehyuk,benar. Hyunsuk tidak sadar bahwa Jaehyuk dan Junkyu mengikutinya dari belakang,entah apa yang dikatakan kedua orang itu pada penjaga sekolah,ia tidak peduli. Sampai ketiganya sudah berdiri di depan gedung kosong dengan ketinggian lima lantai
Mengerikan. Setidaknya itu yang netra Hyunsuk tangkap,namun ia tidak takut,entah hantu atau apapun itu karena ini masih siang tidak mungkin ada hantu yang berkeliaran
Disana. Hyunsuk bisa melihat Jihoon yang memegang pembatas rooftoop,entah ia salah melihat atau bagaimana namun Hyunsuk bisa melihat bahu Jihoon bergetar dan tanpa menunggu lama ia segera membawa tungkainya lebih dekat,tangannya spontan menarik tangan Jihoon sampai ia menabrak dada bidangnya
"Tidak apa apa Jihoon"
Hyunsuk bahkan tidak mengerti mengapa ia mengucap hal itu,ia tidak mengerti mengapa tangannya mengusap halus punggung yang dipeluknya
Jihoon dengan cepat menghapus airmata nya saat merasakan pelukan hangat dari Hyunsuk,Jihoon mati matian untuk menahan isakannya,tidak boleh. Jihoon anak kuat ia bahkan tidak pernah menangis selain peristiwa saat itu.Oh, atau mungkin semalam Jihoon sudah menjadi anak yang lemah,anak cengeng yang akan menangis dengan hal kecil yang dilaluinya
"Choi...."
"Tidak apa apa Jihoon,tidak apa apa"
Pelukan itu tak langsung terlepas,keduanya sama sama menikmati hal yang mereka lakukan. Bahkan disaat sebelumnya Jihoon hanya menggantungkan kedua tangan di sisi tubuhnya,entah sejak kapan tangannya sudah memeluk Hyunsuk erat, menyembunyikan wajah pria mungil itu dalam dekap hangatnya
Memang benar Hyunsuk yang memeluk Jihoon,namun sekarang terlihat seperti Jihoon yang memeluk Hyunsuk entah karena perbedaan tinggi badan atau apapun itu tidak masalah,siapapun yang memeluk dan dipeluk keduanya tidak peduli,setidaknya mereka sama sama merasakan kehangatan lewat afeksi yang sama sama mereka berikan