Bintang jatuh

456 40 3
                                    

Samantha dan Sean hingga malam ini masih bernaung di rumah Matteo.

Setelah makan malam, Sean dengan antusias menarik tangan Samantha mengajaknya menaiki roof top untuk menikmati malam temaram yang cukup indah dengan cahaya terang dari bulan purnama beserta bintang yang berjumlah dua miliar triliun di angkasa.

Kini mereka berakhir terbaring beralaskan karpet menatap keindahan langit malam ini dengan desiran menggetarkan diantara keduanya.

Samantha dengan kepekaan yang mulai muncul menggunakan lengannya untuk landasan kepala Sean membuat Sean semakin dilanda kasmaran.

Tangan Sean lalu mendarat diatas perut rata Samantha memeluknya erat, dibalas dengan sentuhan tangan yang lain dari Samantha.

"Aku sangat bahagia Samantha.." ucap Sean lembut tanpa mengalihkan pandangannya keatas sana

"Kenapa?" Tanya Samantha menengokkan kepalanya membuat wajah Samantha sangat dekat dengan wajah bagian samping Sean, detik itu juga degupan jantung Sean bergemuruh merasakan sengatan cinta yang Samantha sulut.

Sean tersenyum manis lalu menautkan jari jemari lentiknya pada jari Samantha. "Karena kau disisiku dan menemaniku, menghabiskan waktu denganku membuat moment indah seperti ini" jelas Sean dengan binar kebahagiaan

Deru nafas Samantha yang menerpa telinga Sean membuat Sean bergidik geli merasakan gelenyar mendebarkan ke seluruh tubuhnya, Sean menahan sesuatu yang ingin membuncah di dalam perutnya.

Setelah mendengar penjelasan Sean yang menghangatkan hati, Samantha lalu mengalihkan wajahnya kembali menatap kemerlap bintang diatas sana, membuat Sean bernafas lega.

Sean tiba-tiba membelalakkan matanya, terkejut dengan apa yang barusan ia lihat. "Samantha lihat! Ada bintang jatuh" Tunjuk Sean menggunakan tangannya mengarah pada bintang jatuh yang sedang meluncur indahnya. "Ayo buat permintaan" ajak Sean yang kini menatap Samantha lekat

"Hm" saut Samantha berdeham menuruti ajakan Sean. Entah kenapa Samantha dengan mudahnya menurut begitu saja seperti anak kecil pada ibunya, ia tak peduli sekalipun permintaan pada bintang jatuh adalah mitos.

Sean memejamkan matanya, lalu diikuti Samantha.

Keduanya membuat permintaan dalam hati mereka masing-masing dengan tenangnya.

Setelah selesai, senyum manis Sean kini terbentuk dengan indahnya membuat Samantha terpaku dan tersesat beberapa saat karena Samantha buru-buru menyadarkan dirinya.

Pipi Sean bersemu merah mengingat harapan yang baru saja ia panjatkan tentang Samantha, sosok yang sedang mendekap tubuhnya erat tanpa jarak.

Keduanya kembali melihat bintang jatuh yang hampir menghilang dari pandangan mereka, Samantha dan Sean tak ingin menyia-nyiakan barang sedetik pun.

Bintang jatuh itu akhirnya menghilang dengan kesan istimewa.

"Sean" panggil Samantha membuat Sean langsung beralih menatap Samantha.

"Iya Samantha?" Saut Sean dengan senyum simpulnya

"Boleh aku tahu apa permintaanmu?" Tanya Samantha sontak membuat Sean membelalakkan matanya.

Sean detik itu juga salah tingkah, ia malu jika harus mengungkapkannya, tapi hatinya ingin sekali mengatakan permintaan yang ia panjatkan barusan.

Sean lalu menarik nafasnya perlahan, ia memberanikan diri untuk mengatakannya. "A-aku.." ucap Sean terbata-bata

"Katakan" pinta Samantha lembut

"Ehm" Sean lalu berdeham mencoba menyiapkan diri untuk melancarkan kalimatnya. "Seperti cerita novel, aku ingin kisah cinta kita abadi meski tak sempurna. Aku ingin menjadi satu-satunya wanita yang ingin kau habiskan waktumu di hidupmu" jelas Sean membuat Samantha tak percaya mendengar kalimat Sean yang begitu tulus keluar dari bibir Sean.

Personal Hell Gxg On Going.. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang