Samantha menatap Sean tajam dengan melipat tangannya di dada. "Kenapa lama sekali?"
Sean dalam hati mencerca dirinya sendiri, ia dan ayahnya larut dalam kerinduan sehingga melupakan Samantha dengan waktu yang lumayan lama.
Matteo sontak menyesal melihat Sean tak bergeming dengan raut wajah gelisahnya karena Samantha menegurnya barusan. "Maaf tadi Sean dan aku duduk berdua menikmati keindahan taman sampai melupakanmu"
"Baiklah" jawab Samantha dengan wajah datarnya
Sean merasa bersalah, ia menggenggam tangan Samantha membuat pemiliknya mengernyitkan keningnya bingung. "Maaf Samantha membuatmu menunggu lama"
"Hm" Samantha hanya berdeham menjawab perkataan Sean karena tak ingin terlalu memusingkan hal sepele.
Sean sontak bernafas lega dibarengi dengan senyuman senangnya. "Mau pulang sekarang?" Tanya Sean
Matteo seperti tak rela ketika Sean mengajak Samantha pulang karena ia masih merindukan putrinya. "Bagaimana jika bermain permainan tembak menembak dulu? Apa kau mau Samantha? Ayolah ini kedua kalinya kau baru mengunjungiku setelah waktu yang cukup lama"
Sean terpengarah dan terkejut mendengar ajakan ayahnya yang terdengar tak lumrah. "Apa tidak berbahaya?" Tanya Sean khawatir
Matteo sontak tersenyum melihat putrinya khawatir. "Tidak seperti yang kau pikirkan princess, ayah hanya mengajak Samantha untuk menembak apel diatas kepala orang suruhan ayah"
Sean bernafas lega setelah mendengar penjelasan ayahnya. "Aku pikir kalian akan saling menembak"
Matteo tertawa renyah dan menggelengkan kepalanya karena perkataan putrinya yang menurutnya lucu, Matteo lalu menatap Samantha mencoba meyakinkannya lagi. "Bagaimana apa kau setuju?"
Samantha merasa tertantang dengan ajakan Matteo. "Ya" jawab Samantha mengiyakan
Matteo beranjak mengajak Samantha menuju out door diikuti Sean, disana sudah disediakan apel beserta beberapa orang yang akan menaruh apel di kepala mereka.
Saat Matteo, Sean dan Samantha datang, beberapa orang laki-laki tersebut membungkuk hormat.
Matteo memainkan tangannya untuk melemaskan pergelangan ototnya, ia sudah tak sabar ingin segera memulai permainan yang menyenangkan itu. "Taruh apel diatas kepala kalian sekarang" perintah Matteo pada orang suruhannya
Mereka mengangguk patuh "Baik tuan" jawab mereka bersamaan
Orang suruhan Matteo kini sudah berdiri tegap tanpa ada rasa takut sedikitpun dengan apel di kepala mereka masing-masing.
"Aku persilahkan kau duluan Samantha" ucap Matteo
Samantha mengangguk, ia lalu mengambil pistol jenis FN 46 kaliber 9 mm dari saku rompinya, menarik pelatuk pistolnya dan mulai fokus membidik sasaran dengan memejamkan satu matanya.
Dor dor dor
Samantha dengan sekaligus mengenai sasaran, 3 apel di kepala orang suruhan Matteo hancur lebur tanpa melukai orang suruhan Matteo.
Sean sontak terpukau membelalakkan matanya lalu tersenyum kecil dengan pemandangan yang ia lihat barusan.
Sedangkan Matteo tak heran melihat keakuratan Samantha meski dalam keadaan amnesia naluri pemburunya masih sangat kentara.
Matteo detik itu juga menepukkan kedua tangannya sebagai tanda penghormatan dan rasa kagum sekaligus.
Samantha kembali menyimpan pistolnya dalam saku rompinya dengan wajahnya yang datar seolah tak terjadi apapun. "Giliranmu tuan Matteo" ucap Samantha mempersilahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Hell Gxg On Going.. ✔
RomanceSamantha, selagi aku masih bernyawa harapan cinta itu masih ada.