Rumit

383 35 5
                                    

Sean pov

Setelah malam yang penuh kehangatan dan getaran itu entah kenapa Samantha seakan menjauhiku.

Sudah hampir satu minggu lamanya Samantha membiarkanku tidur sendiri dengan pikiran-pikiran kacauku serta rasa hampa yang menjalar saat tangan kokohnya tak lagi mendekapku.

Aku hanya bisa menangis disetiap malam kelabuku menatap sisi ranjang kosong Samantha disampingku.

Kenapa setelah malam indah itu ia malah mengabaikanku?

Sekarang aku hanya bisa mangusap kasar air mataku meratapi kesendirianku yang pilu.

Apa Samantha sama sekali tak memikirkan keadaanku ini?

Aku sangat merindukannya..

Sebenarnya apa yang terjadi padamu Samantaha?

Drrt drrt

Tiba-tiba ponselku berdering mengalihkan fokusku pada benda persegi panjang diatas meja, aku buru-buru mengambilnya dan menerima panggilan setelah tertera nama Gwen dilayar ponselku.

Klik

'Sean kau harus melihat ini sekarang juga. Aku akan menjemputmu secepatnya' ucap Gwen diseberang telepon dengan tergesa-gesa seperti menahan emosinya membuatku menerka-nerka apa yang sedang terjadi.

"Gwen kau baik-baik saja?" Tanyaku khawatir dengan kegelisahanku yang sudah menyeruak. "Aku tidak yakin Archi akan memperbolehkanku pergi denganmu" tambahku

Gwen lalu berdecak kesal entah kenapa yang mana sayup-sayup masih bisa kudengar.

'Justru Samanthamu yang sedang tidak baik-baik saja' batin Gwen

Karena Gwen tak bersuara cukup lama diseberang telepon ia membuatku semakin cemas. "Gwen? Kau masih disana?" tanyaku

'Iya Sean aku masih disini. Biar aku yang akan menghadapi pria bernama Archi itu. Aku segera kesana"

"Gwe.."

Klik

Gwen memutuskan panggilan sepihak begitu saja sebelum aku menyelesaikan kalimatku.

Aku buru-buru menyiapkan diri meski keadaanku sedang kacau.

Aku menghembuskan nafasku perlahan secara teratur untuk menenangkan diri mencoba membuang sesuatu yang menyesakkan hatiku.

Kurasa cukup, aku mau tak mau harus memberanikan diri untuk keluar dari kamarku yang sepi ini.

Aku kemudian melangkahkan kakiku begitu saja tak memperdulikan pengawal yang selalu berjaga didepan pintu kamarku.

Pengawal-pengawal itu pasti akan segera memberitahu hal ini kepada Archi dengan Handy talkie yang mereka pegang barusan, untuk itu aku harus secepatnya keluar dari rumah ini.

Aku terus melangkahkan kakiku semakin mendekati pintu utama membuatku senang.

Dan benar saja, tiba-tiba Archi datang menahan tanganku saat aku membuka pintu utama ini.

"Tunggu nona Sean" ucap Archi mencoba menghentikanku namun dengan cepat aku menghempaskan tangannya itu.

Aku terlonjak senang kala melihat wajah Gwen di depan pintu secara tepat waktu. "Gwen kau sudah sampai?" Tanyaku dengan binar mata kegembiraan yang tak bisa kusembunyikan.

Gwen tersenyum senang ketika akhirnya bisa melihatku kembali setelah cukup lama kita tak bertemu.

Aku merindukannya, dan buru-buru menggenggam tangan Gwen untuk mengobati rasa rinduku.

Personal Hell Gxg On Going.. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang