"Sean" panggil Samantha menyadarkan Sean yang tengah bermain dengan pikirannya.
"Sial! ternyata hanya imajinasiku" keluh Sean yang kini tersadar kembali ke kenyataan.
Dada Sean terlihat naik turun dengan deru nafasnya yang tak beraturan.
Meski hanya imajinasi, Samantha mampu membuat Sean hilang kendali seakan melupakan kewarasannya.
Setelah ciuman panasnya dengan Sean hingga menjalar ke leher Sean, ia memutuskan untuk menahan hasratnya agar tak terlalu jauh.
Samantha menghela nafasnya panjang, lalu menatap Sean lekat. "Maaf aku terbawa suasana"
Sean tersenyum hambar. "Its okay, tidak perlu meminta maaf. Aku milikmu"
Ada rasa bersalah ketika Sean kecewa karena Samantha tak menyelesaikan apa yang sudah ia mulai.
Tangan Samantha tiba-tiba bergerak dengan sendirinya membelai pipi Sean. "Mungkin setelah semua lukaku mengering aku akan melakukan itu" jelas Samantha membuat Sean sumringah
Sean tersenyum menampilkan lesung pipinya mendengar kalimat yang baru Samantha layangkan. "Benarkah?" Tanya Sean lalu Samantha mengangguk mengiyakan.
Sean baru menyadari jika luka Samantha belum sepenuhnya sembuh, ia harus bersabar hingga waktu itu datang.
Sean lalu memeluk Samantha erat membuat Samantha terlonjak kaget, Samantha lalu buru-buru mengontrol perasaannya.
Ada perasaan nyaman dan tenang kala tubuh ramping Sean mendekap tubuh Samantha, ia merasakan kehangatan yang menjalar keseluruhan tubuhnya.
Samantha pernah merasakan perasaan ini, tapi ia lupa dengan siapa dan kapan.
Samantha berpikir keras menerka-nerka apakah ia merasakan de Javu atau pikirannya mencoba mengingat kembali memorynya yang hilang.
"Mama akan menenangkanmu dengan pelukan saat Samantha marah dan sedih"
Suara ibu Samantha kini seperti radio yang mana memutarkan kalimat barusan dengan jelas dan berulang.
Samantha memegang kepalanya yang tiba-tiba merasa sakit. "Ahstt" ringis Samantha.
Sean terkejut mendapati Samantha tengah kesakitan, ia langsung melonggarkan pelukannya. "Samantha kau baik-baik saja?" Tanya Sean khawatir
"Ya, peluk aku lagi" pinta Samantha lalu Sean dengan senang hati langsung memberikan Samantha pelukannya.
Kini lengan Samantha merengkuh tubuh Sean yang teras sangat pas dan nyaman di dalam pelukannya, sementara itu Sean tersenyum dalam pelukannya karena Samantha membalas pelukannya.
Lama kelamaan kantuk menyerang pertahan mata keduanya, Samantha dan Sean lalu tertidur tanpa disadari dengan posisi mereka yang masih berpelukan.
•••
Keesokan harinya
Sean dengan lembut mengusap pipi Samantha untuk membangunkannya, lalu lenguhan terdengar dari mulut Samantha karena merasa terganggu dengan pergerakan tangan Sean di pipinya.
Sean tersenyum tipis. "Samantha bangun" bisik Sean di telinga Samantha dan secara tidak langsung nafasnya membuat sensasi merinding.
Samantha mengerjapkan matanya, perlahan membuka kelopak matanya hingga terbuka sempurna.
Samantha melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 05.00 dini hari membuatnya penasaran apa yang ingin Sean lakukan di jam sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Hell Gxg On Going.. ✔
Storie d'amoreSamantha, selagi aku masih bernyawa harapan cinta itu masih ada.