Api cemburu

509 33 2
                                    

Sean semakin mendekat hingga akhirnya langkahnya kini terhenti tepat disamping Samantha yang sedang duduk menikmati minumannya.

Samantha ternyata menyadari sosok yang baru saja datang, yang tengah menatap dirinya dengan sorot mata penuh kerinduan.

Mata Sean memerah, siap meluncurkan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Samantha sontak beranjak berdiri dari tempat duduknya, mendekat pada Sean.

Gugup seketika menyelimuti perasaan Samantha, terlihat jelas dari tatapan mata Samantha yang melemah tak setajam seperti biasanya.

Sean tersenyum getir kala tangan wanita yang menemani Samantha melingkar indah memeluk perut Samantha.

Samantha dengan cepat melepaskan pelukan wanita disampingnya tanpa basa-basi. "Jangan menyentuhku seperti itu" larang Samantha tegas

Wanita disamping Samantha sontak mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia mengerti.

Sean menatap Samantha tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Samantha siapa wanita itu?" Tanya Sean

Wanita tersebut lalu menyodorkan tangannya pada Sean. "Aku mantan kekasih Samantha, Agatha"

Sean tersenyum miris, menerima uluran tangan Agatha mencoba menghargai lawan bicaranya. "Aku Sean, istri Samantha" balas Sean sontak membuat Agatha terkejut membelalakkan matanya.

Tiba-tiba seorang laki-laki mendekat, menyela perbincangan. "Hei, kau sendiri? Mau menari denganku?" tawar laki-laki tersebut pada Sean.

Tak disangka, Sean menganggukkan kepalanya setuju menerima tawaran laki-laki yang baru saja datang. "Tentu" jawab Sean

Samantha sontak mengeraskan rahangnya, ia tak menyukai keputusan Sean.

Laki-laki tersebut tersenyum simpul seketika karena senang ajakannya tersambut, ia dengan lembut menggenggam tangan Sean menjauh dari Samantha dan Agatha.

"Tunggu Sean" cegah Samantha namun percuma, Sean sudah terbakar api cemburu.

Sean tak menggubris panggilan Samantha.

Samantha mengusap kepalanya kasar dengan frustasi melihat Sean dengan laki-laki lain. "Sial!" Umpat Samantha

Samantha tak mengetahui jika Sean menyembunyikan air matanya dengan pergi bersama laki-laki barusan.

Melihat Sean menangis dalam dekapannya, laki-laki tersebut sontak khawatir. "Kenapa menangis hm? Apa ada yang menyakitimu?" tanya laki-laki asing tersebut.

Tahu keadaan wanita yang ia ajak menari sedang tak baik-baik saja, ia lalu memutuskan mengurungkan niatnya untuk menari.

Sean dengan laki-laki asing tersebut hanya saling menatap dikerumunan orang-orang yang sedang menari.

Sean mengusap air matanya kasar lalu tersenyum paksa menanggapi pertanyaan laki-laki asing tersebut. "Aku baik-baik saja, hanya kelilipan"

"Kau yakin?" Tanya laki-laki tersebut karena tangisan Sean tak seperti orang kelilipan, melainkan sedang patah hati. "Aku Evan, boleh kutahu siapa namamu?" Tanya Evan mencoba mangalihkan rasa sedih Sean.

Sean lalu mengangguk meyakinkan Evan agar ia tak perlu mengkhawatirkannya. "Tentu, aku Sean" jawab Sean

Evan lagi-lagi tersenyum. "Senang bertemu denganmu Sean"

Sadar sedari tadi tangan Evan mendekap pinggang Sean, ia lalu buru-buru melepaskan dekapannya. "Ah maaf, aku tak menyadari sudah mendekapmu terlalu dekat" ucap Evan dengan senyum kikuknya menggaruk tengkuknya yang gak gatal karena salah tingkah.

Personal Hell Gxg On Going.. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang