Part 7

553 55 4
                                    


Happy Reading :)

Dorr!

Suara tembakan itu membuat seorang wanita dan teman-temannya tersenyum. Ia pun mengambil handphonenya untuk menghubungi seseorang yang telah menyuruhnya melakukan tugas berdarah itu.

"Aku sudah melakukannya" ucapnya di sambungan telepon.

"Good work, sebelum menguburkannya, perlihatkan aku mayatnya" puji orang itu di seberang sana.

"Baiklah, aku akan mengirimkan foto terbaik untukmu" ucap wanita itu tersenyum miring.

"Aku tunggu- setelah selesai, datanglah kemari agar kita bisa berpesta" suara itu terdengar berat dan kejam.

"Aku akan datang dalam waktu yang cepat" ucapnya memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Wanita itu kembali menatap mayat yang ada di lantai dengan darah segar yang mengalir. Ia pun menatap temannya yang berada di samping dan menggunakan kepalanya sebagai perintah untuk mengangkat jasad pria itu agar di bawa ke belakang basecamp nya, yang memang sudah terkhusus menguburkan orang yang mati karena di tembak olehnya.

"Tidak di peti?" Tanya temannya yang membuat wanita itu tertawa.

"Tidak ada peti untuk orang sepertinya. Buang saja dia langsung ke lubang sana lalu timbun tanpa ketahuan" ucapan itu terdengar menakutkan untuk siapa saja yang mendengarnya. Teman-temannya yang di suruh pun hanya mengangguk paham, kemudian mulai mengangkat mayat itu.

Wanita itu tidak begitu kesulitan melakukan tugasnya, malahan ia sangat senang jika ada orang yang memakai kemampuan menembaknya. Ia pun pergi mengambil kunci mobilnya untuk menemui sahabatnya yang mengajaknya berpesta.

"Boleh gue tinggal?" Tanyanya sebelum pergi meninggalkan teman-temannya yang mengurus mayat itu.

"Pergi saja, nggak papa ko" sahut seorang pria yang lagi menggali tanah.

Wanita itupun tersenyum kemudian mengangguk, iapun berlalu meninggalkan 5 temannya yang sedang bertugas dalam prosesi pemakaman mengerikan itu.

Bruk!

Rosé tidak sengaja menabrak seorang anak kecil yang sedang memakan es krim dan membuat es krim itu jatuh ke tanah. Anak kecil itu melihat es krimnya yang jatuh lalu menatap Rosé dengan mata yang berkaca-kaca. Rosé tersenyum kikuk saat tatapan anak itu tertuju padanya, anak itupun langsung menangis disaat Rosé hanya terdiam.

"Hiks... Huaaaaa..." Tangis anak itu dengan kencang dan membuat Rosé melotot. Rosé pun berjongkok dihadapan anak itu sambil memegang kedua tangan kecilnya. Kayak mau dilamar aja tuh bocah.

"Tenang ya, kakak ganti ko, tapi jangan nangis please" mohon Rosé sambil celingak-celinguk karena takut emaknya datang.

Lisa baru keluar dari minimarket dan berjalan menghampiri Rosé yang sedang membujuk anak kecil. Dengan langkah santai sambil menjilat es krimnya, Lisa dengan bahagia menghampiri Rosé. Lisa pun dengan wajah bahagianya itu hanya tersenyum kearah anak kecil yang sedang menatapnya dengan air mata, Rosé yang melihat arah pandang anak kecil itupun memutar kepalanya sedikit demi sedikit karena takut jika itu orang tua si anak.

Begitu kepalanya benar-benar menghadap ke belakang, Rosé tersenyum menatap Lisa yang juga tersenyum kearahnya. Rosé pun berdiri dari jongkoknya dengan senyum yang tidak pernah pudar.

STRATEGI MAFIA [CHAELISA X CHAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang