Part 12

481 56 17
                                    


Happy Reading :)

Ternyata Lisa juga baru selesai menghabisi sepupu Jaewook yang sudah membunuh orang tuanya juga. Rosé yang melihat itupun tersenyum, kemudian memanggil Lisa agar segera pergi dari sini.

"Ayo Lisa, kita harus pergi!" Mendengar teriakan Rosé, Lisa segera berlari untuk menyusul sahabatnya itu.

Begitu sampai di mobil, Rosé pun langsung menelpon seseorang untuk mempersiapkan dirinya. Lisa melihat itu tersenyum, karena balas dendam dan strateginya berhasil. Mobil yang mereka naiki pun melaju dengan sangat kencang, karena mereka sudah tidak sabar untuk membunuh bajingan selanjutnya.

Di sisi lain Jennie shock mendengar kabar bahwa Rosé akan membunuh anak Bangtan. Ia pun mengambil kunci mobilnya untuk memberitahu anak Bangtan. Hal itu membuat teman-temannya heran termasuk Jisoo, karena melihat Jennie yang sangat terburu-buru.

"Mau kemana?" Tanya Jisoo.

Jennie pun berbalik melihat Jisoo, Joy, Tzuyu, dan Nayeon. Pandangannya saat ini tertuju kepada Jisoo, lalu kemudian Jennie menunjukkan rasa khawatirnya— bukan untuk Rosé, melainkan anak Bangtan.

"Mereka akan dibunuh Jisoo!" Jennie berlari sambil menjawab— Jisoo tersentak begitupun yang lainnya.

Mendengar ucapan Jennie itu, Jisoo ikut menyusul Jennie. Namun sebelum itu ia menenangkan teman-temannya untuk tidak usah ikut dan tidak perlu khawatir. Bagaimana tidak khawatir kalau Jennie panik begitu.

"Kalian disini saja, okay?! Aku akan menyusul Jennie!" Teriaknya sambil berlari.

"Tapi-!" Ucapan Joy terpotong dikala Jisoo sudah masuk kedalam mobilnya.

Jennie mengotak-atik handphonenya sambil menyetir, mencari nama Taehyung— dan akhirnya ketemu.

"Halo Tae, Rosé kesana! Maka bersiaplah!" Suruh Jennie dengan penuh penekanan.

Taehyung langsung mematikan telepon itu. Ia dengan segera mengumpulkan anak Bangtan dan juga para anggota lainnya di sana. Mendengar arahan Taehyung mereka semua tersentak karena ini sangat terburu-buru dan tanpa aba-aba.

"Aku rasa manusia itu sudah mencapai batas kemarahannya deh" celetuk J-Hope yang diangguki mereka.

"Kita tidak punya waktu lagi, ayo persiapkan diri kalian. Jika nyawa menjadi taruhan, tetaplah maju tanpa mundur" ucap RM yang menyemangati tentang kematian.

"Lindungi Jennie dan Jisoo, jangan sampai Rosé dan Lisa membunuh mereka. Jennie dan Jisoo sudah sangat baik membantu kita tentang strategi yang ia ketahui dari kekejaman Rosé dan Lisa" perintah Suga kepada beberapa anggota lain di sana.

Sekitar 20 menit, Rosé dan Lisa pun akhirnya sampai di markas Bangtan. Bukan pas di depan atau hanya di seberang jalan, tapi lebih tepatnya di sebuah rumah yang terletak di depan markas Bangtan— markas A; milik Rosé.

"Bagaimana kabarmu cantik?" Tanya Rosé kepada seorang wanita yang diikat di kursi dengan mulut yang juga di lakban.

Lisa melepaskan ikatan wanita itu, tidak lupa juga ia melepas lakban yang menutupi mulutnya. Wanita itu menatap Rosé dengan tajam, namun Rosé hanya tersenyum.

"Jangan melawan Nicole, jika kau melawan, bukan dirimu yang akan mati" peringatan Lisa yang membuat Nicole menatap kearahnya dengan penuh tanda tanya.

Rosé menyalakan sebuah LCD yang memang sudah di sediakan di sana. Iapun mulai memutar sebuah rekaman yang membuat mata Nicole berkaca-kaca. Nicole menghadap kearah Rosé dengan raut wajah sendunya. Rosé pun mendekati Nicole dan langsung memeluknya.

STRATEGI MAFIA [CHAELISA X CHAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang