Setelah satu pekan Nabila tidak mengikuti kegaitan perkuliahan, akhirnya hari ini Nabila kembali kuliah.
Thanks to Paul Fernand yang membuatnya sadar, jika apapun itu harus dihadapi. Ya meskipun Nabila belum tau, setelah ini apalagi yang bisa dilakukan oleh David.
Saat Nabila masuk, teman-teman Nabila bertanya apa yang terjadi padanya hingga satu minggu tidak masuk tanpa kabar. Nabila hanya menjawab Ia sedang jenuh dengan kegiatan kuliah dan butuh sendiri. Begitupun Sandra. Sahabat baik Nabila tersebut menuntut Nabila untuk mengatakan sejujurnya.
"Gue gak percaya sama lo Nabila. Gue hampir tiap hari sama lo dan gue nggak menemukan kejenuhan itu. Bahkan terakhir kali kita ketemu, lo super duper excited dan lo bilang bakal traktir gue kan? Ah gue inget, ini pasti gara-gara cowok brengsek itu kan? David sialan itu. Diapain lo sama dia?" Sandra teringat sebelum tidak masuk, Nabila bertengkar dengan David.
"Enggak Sandra, dia nggak ngapa-ngapain gue kok. Gue emang jenuh aja." Bukan Nabila jika tidak menyembunyikan kebusukan David.
"Halah Nab, boong banget lo. Nab, lo jangan lupa kalo lo punya gue, jangan pernah ngerasa sendiri Nab. Gue selalu dukung elo."
"Iyaa Sandra, makasih yaa." Nabila memeluk Sandra. Bukannya Nabila tidak percaya pada Sandra, hanya saja Nabila takut Sandra gegabah dan melakukan hal yang akan merugikan dirinya sendiri hanya untuk membela Nabila.
"Nanti kita nge mall yuk sebagai gantinya minggu lalu. Gue juga bakal cerita tentang apa yang bikin gue kesurupan minggu lalu" Nabila menaik turunkan alisnya.
"Oke bestie." Sandra heran pada Nabila, Ia selalu menceritakan apapun yang membuatnya bahagia. Tetapi selalu menutupi hal yang membuatnya sedih. Nabila tidak pernah mau menceritakan apapun masalahnya pada orang lain, bahkan pada Sandra sekalipun.
Setelah menyelesaikan kelas hari ini, Nabila dan Sandra menuju mall terdekat. David? Entahlah, dia hanya mengirimi pesan pada Nabila yang mengatakan dirinya sedang sakit. Nabila tidak peduli.
"Makan dulu yuk, laperrrr." Nabila mengajak Sandra untuk mengisi perut terlebih dahulu. Mereka memilih salah satu restaurant cepat saji di sana.
"Nab, lo beneran oke kan?" Sandra kembali memastikan kondisi Nabila
"Gue oke San. Sejujurnya memang minggu lalu gue ada masalah, cuma maaf gue nggak bisa cerita ke elo. Bukan karena gue nggak percaya sam elo, cuman....."
"Iya gue tau Nab kalo lo gak gampang ceritain masalah lo. Cuma yang harus lo tau, lo harus punya tempat cerita. Biar lo nggak stress. Nggakpapa kalo orang itu bukan gue." Sandra menggenggam tangan Nabila untuk menguatkannya.
"Gue ada kok San. Dia orang yang baru gue kenal. Tapi karena dia nggak kenal sama orang-orang disekitar gue, jadinya gue nyaman buat cerita." Yang dimaksud Nabila tentu saja adalah Paul.
"Its oke, asal lo punya tempat buat muntahin semua keluh kesah lo."
"Ah Sandra, kenapa jadi mellow-mellowan gini sih." Nabila menghapus air matanya. Ia terharu pada sahabatnya yang sangat memikirkan dirinya.
"Haha udah yuk makan, terus mau kemana abis ini? Nonton?" Tanya Sandra.
"Boleh, gas lah abis ini."
Mereka segera menghabiskan makanan mereka. Setelahnya mereka menyempatkan diri mencari baju yang cocok untuk kegiatan kuliah. Saat sedang asyik memilih baju, hp Nabila berdering.
"Hah mau apa dia telpon?" Monolog Nabila melihat layar hpnya.
"Ngirim telur pesenan mama lo kali." Jawab Sandra yang ikut membaca nama penelpon di hp Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Fans
ChickLitCerita tentang seorang gadis manis bernama Nabila. Ia tidak menyangka hidupnya akan se-roller coster ini setelah berhasil lebih dekat dengan idolanya. "Dari awal aku yang salah, terlalu berharap sesuatu yang tidak mungkin bisa ku gapai." - Nabila An...