17.

2.1K 330 36
                                    

Nabila berjalan mantap menuju belakang kampusnya. Jantungnya berdetak kencang, namun ia berusaha untuk tetap tenang. Tadi saat di kelas, David berbisik pada Nabila, memintanya untuk menemui pria itu dan Nabila mengiyakan. Ia beralasan ingin menemui seorang dosen karena masalah absen pada Sandra. Nabila tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada sahabatnya itu. Ia khawatir Sandra akan merusak rencananya.

Tidak hanya menyembunyikan dari Sandra. Nabila juga menyembunyikan hal ini dari Paul. Ia ingin memiliki bukti akurat atas kejahatan David. Jika ia meminta izin pada Paul, pria itu tentu tidak akan memberinya izin.

Sesampainya di sebuah tempat terbuka yang sepi, Nabila melihat David yang sedang duduk santai dengan menyesap sebatang rokok. Saat menyadari kedatangan Nabila, pria itu langsung membuang rokok ditangannya dan berjalan mendekati Nabila.

"Hai sayang, aku kangen." David mengusap pipi kanan Nabila, membuat jantung gadis itu makin berdetak tidak karuan.

Nabila takut David akan kembali menyakitinya, namun ia memaksa dirinya untuk berani dan menahan rasa takutnya.

"Tenang Nabila, kamu sudah pernah ditampar, diinjak bahkan hampir dibunuh. Tapi kamu tidak mati, jadi kali ini, sekali lagi kamu harus bisa," ucapnya dalam hati.

"Kamu kemana aja hm? Blokir nomor aku? Menghindar dari aku? Berani kamu ya." David mencengkram pipi Nabila, namun tidak terlalu kuat.

"A-aku nggak menghindar. Hp aku rusak, dan ayah belum beliin lagi." Nabila berusaha menahan tangan David agar melepaskan cengkeramannya.

"Ohiya? pelit sekali ayahmu. Nanti aku beliin hp baru ya? Aku tersiksa nggak denger kabar kamu."

David melepaskan cengkeramannya dari pipi Nabila kemudian menarik gadis itu untuk masuk dalam pelukannya.

"I miss you, baby" ucap David.

Nabila hanya diam, tidak menjawab ungkapan rindu dari kekasih gilanya. David langsung melepaskan pelukannya dan menatap Nabila dengan marah karena gadis itu tidak menjawab.

"Kamu nggak kangen aku? Oh tentu, kamu seneng jauh dari aku?" tanya David dengan tatapan tajamnya.

"E-enggak, aku kangen juga sama kamu," jawab Nabila terbata.

"Ahhhh, aku terharu."

David kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Nabila, namun gadis itu cepat-cepat memalingkan wajahnya.

"Kenapa? Kenapa kamu selalu menolak Nabila?" Pria itu mencengkram kedua bahu Nabila dengan sangat keras.

"David maaf, tapi itu nggak benar. Aku nggak bisa melakukan itu, maaf."

"Halah, sok cuci kamu! Coba kalau artis itu yang minta, pasti kamu udah kasih kan?" David mencengkram tangan Nabila semakin kuat, matanya memerah menahan amarah.

"Cewek murahan kayak kamu pantesnya di tempat sampah!" David mendorongku keras Nabila hingga gadis itu terjatuh.

David berjalan semakin mendekati Nabila, pria itu mencengkram pipi Nabila kembali, kemudian memajukan wajahnya.

Nabila sudah berusaha untuk memalingkan wajahnya, namun tangan David begitu kuat.

"Kamu salah sudah menolakku, kamu perempuan lemah Nabila! Hahahaha."

David tertawa kemudian semakin mengikis jarak antara wajahnya dengan wajah Nabila. Gadis itu berusaha keras untuk menghindari David namun usahanya sia-sia. Air matanya menetes, sungguh, Nabila lebih rela David memukulnya daripada harus melakukannya ini padanya.

Drrtt..Drrtt..

Ponsel David bergetar. Pria itu kemudian melepaskan tangannya dari wajah Nabila kemudian menerima sebuah panggilan.

Cutie FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang