chapter 41 (End)

1.6K 131 95
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

-

*Happy Reading*

*****

Hari ini Jihan gadis itu tampak terlihat sudah rapi dengan pakaian nya. Woahh dia akan kembali bekerja.

Waktu nya libur telah habis, Jihan akan kembali bekerja. Di salah satu rumah sakit milik min Ho.

Sebenarnya Jihan malas, gadis itu masih mau rebahan. Tapi Wenda marah, dan malah ngasih ceramah tujuh turunan, kan jadinya Jihan kesal dan mau tidak mau menurut.

Tapi yang Wenda nasihati memang ada benarnya, Jihan yang memilih profesi ini maka dia harus mempertanggungjawabkan sesuatu yang ia pilih.

Menjadi seorang dokter ahli bedah tidak lah mudah, selama ini Jihan juga berjuang untuk mendapatkan gelarnya, gadis itu sama sekali tidak memanfaatkan kekayaann min Ho untuk mendapatkan gelar. Melainkan Jihan mendapatkan gelarnya itu murni karena kerja kerasnya.

Ia bahkan mendapatkan beasiswa dari kampusnya karena kecerdasan dan kepintaran yang dimiliki gadis itu. Semua benar-benar murni karena kepintaran yang Jihan miliki, bukan karena uang

Jadi, jihan sangat bersyukur sudah sampai di tahap ini. Tidak munkin ia bermalas-malasan bukan? Tanggungjawab Jihan sangat lah besar.

"Waduhh, itu siapa sih didepan gue. Bidadari dari mana? Ehhh- oh iya itu kan gue, hahahha."

Apasih ji?

Lihatlah Iihan gadis itu terlihat tengah berbincang dengan dirinya sendiri didepan cermin miliknya, menatap wajah paripurna nya itu.

"JIHANNN!"

Lagi asik ngaca, tu pintu kamar di gedor-gedor dan teriakn nyaring dari irene terdengar dari balik pintu kamarnya.

"Buset dahh si irene- berisik amat!"Ucap Jihan dengan kurang ajarnya.

"CEPATAN KELUAR! EOMMA- APPA DAN YANG LAINNYA UDAH NUNGGU JIHAN!"Teriak irene.

"Iya kak bentar lagi- ini juga mau turun."Jihan berucap sambil misu-misu.

"YAUDAH CEPETAN! JANGAN LAMA LAGI-"

"Iya- iyaaa ihh, perasaan berisik banget dehh."

Setelahnya suara irene sudah tidak terdengar, dan Jihan secepatnya keluar kamar dan menuju meja makan.

Ia menuruni tangga untuk ke lantai satu, dan di meja makan sudah ada kedua orang tuanya dan kakaknya, serta galen, tinggal Ia yang ditunggu. Beban sekali memang Jihan ini.

Bad And Crazy (Blackvelvet) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang