11.Korban

301 28 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen ✨

2,9K word guys ...










Seminggu telah berlalu semenjak Daniel dipindahkan ke kamar pasien VVIP. Sambil menunggu ia sadar yang entah kapan, Kedua orangtuanya serta sunghoon pun telah berada di rumah sakit selama seminggu penuh bergantian menjaga dan merawat si bungsu.

Semenjak perginya Jay hari itu ia belum kembali sampai saat ini, kekhawatiran sunghoon terus meningkat setiap hari karena tak ada kabar satupun tentang keberadaannya, bahkan orang kepercayaan Jimin pun tak bisa melacaknya.

Sunghoon tahu bahwa apa yang dikatakan Jay Minggu lalu hanyalah sekedar kalimat kiasan, bukanlah kebenaran. Yang pasti apa yang dilakukan kekasihnya saat ini pastilah berurusan dengan nyawa.

Seulgi memandang sunghoon yang terpaku pada pemandangan diluar, ia juga tak bisa memberikan penjelasan yang sesungguhnya pada anak ini. Sunghoon itu ... terlalu polos untuk mengetahui kejamnya dunia, bahkan jikalau itu hanya sepenggal. Ia tak mau mengotori jiwanya yang murni dan putih.

"Sayang ... lagi mikirin apa nak?" Ucap seulgi sambil menghampiri sunghoon

"Mah! Aku lagi mikirin Jay, dia kemana aja kok gak kabarin aku? Udah seminggu gak ada kabar aku khawatir sama Jay, ma..." kata sunghoon sendu

Sekali lagi, seulgi tak bisa berbuat apa-apa. Ia juga merasakan hal yang sama seperti sunghoon, khawatir dengan anak sulungnya yang keras kepala dan penuh ambisi. Ia tahu, Jay takkan berhenti sampai ia berhasil mewujudkan tujuannya, apapun itu.

"Si Jongseong ini emang rada pikun sampe gak ngabarin kamu nak, kamu tenang aja nanti kalo dia balik mama jewer telinganya! Kalau perlu kasih hukuman bersihin rumahnya Jolly dan Roger seminggu." Hibur seulgi

Sunghoon tertawa pelan ... ingatannya berlari pada kejadian di masalalu saat Jay dihukum untuk mengasuh sepasang kuda yaitu Jolly dan Roger. Masih teringat jelas bahwa pria itu sampai muntah-muntah saking tak tahan dengan bau kotorannya, ia bahkan sampai membeli parfum khusus dari Italia agar digunakan oleh sepasang kuda itu. Katanya 'siapa tau parfum mereka meresap juga ke ampasnya' yang langsung dihadiahi tabokan indah di kepala oleh papa Jimin karena keabsurd-an instingnya.

"Jangan sampai Jay nekat beli perusahaan parfum cuma karena pengen ampasnya wangi juga ma."

Keduanya tertawa, setidaknya bisa mengurangi ketegangan sunghoon dan menambah sedikit hiburan dipagi hari.

"Ini mama bawain kamu McD, maaf ya mama gak sempat masak soalnya buru-buru."

"Gakpapa ma, malahan aku yang ngerepotin mama. Aku kan bisa makan di kantin bawah ma."

"Makanan rumah sakit tuh gak enak meskipun itu kantin umum. Udah kamu makan aja dulu biar mama yang jaga Daniel. Kamu juga capek kan sayang, istirahat dulu ya? Atau kamu balik ke rumah aja, besok baru datang lagi kesini. lihat mata kamu! Udah sampe panda kaya gini." Sedih seulgi

"Hehe not problem ma, aku benar-benar gak masalah ini bisa dihilangkan kok! Thanks ma." Jawab sunghoon

"Anything for you, son."

Sunghoon pun duduk di bangku dan makan, dietnya sengaja ia lupakan karena tak mungkin menolak pemberian mama mertua.

Pintu terbuka keras yang mengagetkan mereka berdua, menampilkan papa Jimin yang terengah-engah.

"Honey, our son ...huh ... Jongseong ..."

Mendengar nama Jongseong disebutkan menarik atensi keduanya sehingga bergegas menghampiri papa Jimin.

NaolomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang