20. I'll Take you

103 12 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen✨















Mungkin ... Bagi sebagian orang setiap perjalanan hidup hanyalah pelajaran serta rintangan yang harus dilalui demi mencapai hari esok. Namun tidak bagi sosok Park Sunghoon, itu adalah kenangan yang pantas untuk dikenang dan menjadi pertanda bahwa ia masih diberikan kebahagiaan meskipun tangis dan kesedihan mengiringi lika-liku kehidupannya. Begitupun sosok Park Jongseong, hal ini bagaikan sebuah pengingat bahwa tidak semua hal akan berjalan baik sesuai ekspektasi masing-masing, menjadi sebuah bagian penting bahwa masih banyak yang mendukungnya, menemani, serta mencintainya.

Untuk itu mereka bersyukur—karena dari sekian waktu dan momen yang terjadi, sekian kebahagiaan dan kepedihan hati yang dialami, setiap datang dan perginya siapapun yang dikenali ... Musim dingin akan berganti musim semi. Setiap kerinduan akan melahirkan kehadiran hakiki dengan kebahagiaan sebagai namanya.

Sosok itu, yang sedari tadi mondar-mandir tak tentu arah bagaikan orang linglung dengan ribuan kekhawatiran di benaknya. Padahal dandanan tuxedo berpadu wajah tampan membuatnya terlihat sangat keren dan berkharisma.

"Calm down, boy. Jangan kaya setrikaan gini."

"Pa, kira-kira sunghoon bakal kabur gak ya?"

"Mulai lagi anehnya."

"Si jake-jake itu bakal rebut sunghoon ga ya?"

"..."

"Sunghoon masih cinta sam-

"Wajar kamu panik, nak. Tapi percaya sama papa, Sunghoon mencintaimu sebesar kamu mencintainya."

Jay langsung terdiam. Senyumnya hadir setelah mendengar perkataan sosok pria yang menjadi pendampingnya nanti.

"Pa, apa sunghoon bisa bahagia kalo sama aku? Like you and mama? Can I?"

"Why not? You are my son. I believe you are better than me."

Sang anak pun tersenyum. Ia mengangguk pasti dengan tubuh tegap dan tatapan membara.

"Aku mau punya keluarga yang bahagia Pa. Aku mau ngasih sunghoon apa yang seperti Papa kasih ke aku, daniel sama mama."

"Just Do it. Papa always in your back."

"Park Jongseong." Panggil papa

"Ya pa?"

"Setelah ini tanggungjawab mu akan bertambah. Kamu tidak hanya hidup untuk dirimu sendiri, melainkan untuk pasanganmu serta anak-anakmu kelak. Kebahagiaan dan kesedihan mereka ditanganmu, Papa harap kamu hanya melukiskan tawa dan harapan cerah bagi keluarga kecilmu,nak."

"Semarah, kecewa, dan lelahnya dirimu jangan sampai membuat mereka tertegun dalam ketakutan. Kalau bukan dirimu kemana mereka harus bersandar? Kemana mereka harus mengadu bahwa dunia juga kadang tidak baik-baik saja bagi mereka? Mungkin sunghoon akan mengadu nasib pada kedua orangtuanya namun peran terbesar adalah dirimu, kamu adalah penyokong hidupnya. Terlebih anak-anakmu. Jadi bahagiakan mereka layaknya mereka membahagiakanmu."

"Papa, terimakasih. Aku akan mengingat ini seumur hidupku." Ucap Jay.

"Satu lagi, mau setua apapun dirimu, sedewasa apapun dirimu, kamu tetaplah sosok anak kecil di mata papa dan mommy. Saat bahumu tak mampu untuk terus tegak kokoh, kami siap untuk menyokongmu menjadi Park Jongseong lagi, menjadi pria dewasa yang dulunya suka bersembunyi di balik lemari karena ingin memberi kejutan pada orangtuanya."

Bahu tegap itu bergetar pelan, sadar bahwa dirinya bukanlah sosok yang butuh ditopang lagi, melainkan menjadi sumber penyokong.

Setelah beberapa menit kedepan, ia dan papanya akan memiliki status yang sama. Kepala Keluarga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NaolomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang