5 - Dalam Masalah

110 57 108
                                    

"Aku dalam masalah"- Rafin

_________________

Untuk pertama kalinya Revel mengirimku chat. Itu muncul di notifikasi ponselku. Kuperiksa isi chat-nya. Dia menanyakan apakah aku bisa datang di perlombaan Aldi. Ternyata Aldi masuk final kompetisi cerdas cermat antar sekolah. Aldi meminta Revel untuk mengajakku ikut mendukungnya di tempat kompetisi hari ini.

Revel memenuhi permintaan adiknya untuk mengajakku. Awalnya aku sedikit sungkan menerima ajakan Revel, walaupun aku memang sangat dekat dengan Aldi, tapi tidak dengan Revel. Aku lumayan canggung bersamanya. Tidak dengan Rui, karena pribadi Rui yang sangat atraktif jadi aku lebih cepat akrab dengannya.

Namun setelah dipikir-pikir aku bisa mengenal lebih dekat sosok Revel yang disukai Sayu. Akhirnya aku menerima ajakan Revel datang kesana. Aku menolak saat Revel menawarkan diri menjemput ke rumahku. Nanti bisa-bisa banyak anak-anak Tante Lona yang goda-godain dia.

 Nanti bisa-bisa banyak anak-anak Tante Lona yang goda-godain dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih Koh Ahong. Saya pamit dulu ya." Barusan aku izin setengah hari bekerja di toko buku. Aku langsung melesat ke lokasi perlombaan. Revel memberiku link lokasinya. Agar cepat sampai aku memesan ojek online.

Aku lumayan gugup. Mencoba mengingat-ingat untuk tak lupa mengamati kepribadian Revel dan menemukan cara untuk mempertemukannya dengan Rui, Kei dan Kai. Dia orang yang baik jadi sepertinya tak sulit membujuknya jika suatu saat aku mengajaknya bertemu yang lain.

"Akhirnya sampai juga." Dia datang entah darimana tiba-tiba muncul mengejutkanku dari belakang.

"Ya ampun. Untung jantungku gak mati mendadak. Bikin kaget." Kataku sambil mengontrol napas.

"Aduh, sorry sorry." Wajahnya jadi kaku lagi, padahal ekspresi awal tak begitu canggung.

"Eh gak apa-apa. Santai aja ya." Ucapku berusaha mencairkan suasana biar dia gak kaku lagi.

"Ayo kuajak ke aula." Katanya kemudian. Dia sudah bisa tersenyum lagi. Syukurlah.

Aldi sangat senang aku datang kemari. Kemudian Revel dan aku memilih tempat di bangku penonton row depan agar bisa melihat Aldi lebih dekat.

Aku tak bisa melepas senyumku selama melihat Aldi dibalik podium bersama teman satu timnya itu. Dia anak yang cerdas, kepercayaan dirinya pun sangat bagus. Aku bangga melihatnya secerah ini. Dan aku makin bersyukur Revel yang menjadi keluarganya. Tuhan memberikan Aldi keluarga yang luar biasa.

Dengan kerja sama tim yang hebat, Aldi dan kedua temannya berhasil menjadi juara. Revel dan aku saling memberikan tos saat tim Aldi diumumkan menjadi juaranya. Namun selang beberapa detik, Revel jadi canggung lagi. Aku melihat dia jadi malu setelah memegang tanganku. Ada yang aneh dengan gelagatnya.

Ternyata Aldi tidak pulang bersama Revel, dia ingin ikut acara perayaan dengan sekolahnya dulu. Nanti supir Revel yang akan menjemputnya.

"Terima kasih ya Kak sudah datang kesini. Aku senang sekali." Sebelum Aldi pergi, dia memelukku. Sekarang dia sudah kelas 4, aku merasa waktu cepat berlalu. Pertama kali bertemu dengannya, aku ingat dia masih baru bisa membaca. Usianya masih tujuh tahun saat pertama bertemu denganku.

She's Like a Eucalyptus [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang