22 - Negosiasi

13 7 8
                                    

"Menukar sesuatu yang mahal menuntut kita membayar dengan pengorbanan dan melepas rasa takut." - Revel

***

Author's POV

Revel memasuki ruang kerja ayahnya. Terlihat pria paruh baya itu tengah menyeruput teh favoritnya yaitu teh rosella. Bunga berwarna merah itu sudah lama dikonsumsinya untuk menurunkan tekanan darah serta mengontrol kadar kolesterolnya. Biasanya Mama Revel yang menyiapkannya setiap hari sebelum insiden KDRT merenggut keutuhan keluarga ini.

Revel berjalan mendekati sang ayah dan berhasil membuat raut kebingungan dari wajah pria itu.

"Ada apa?" 

"Saya punya kartu AS untuk mengantarkan Anda ke ujung karir. Saat kartu AS ini saya kirimkan ke media, saat itulah Anda jatuh." Ungkap Revel. 

Hubungan ayah dan anak ini sudah tak harmonis sejak lama. Ayah Revel yang sangat patriarki sering menindas istrinya sendiri. Penyiksaan itulah yang membuat hati Revel sangat keras dan tak menganggap ayahnya sebagai keluarga. Revel terlalu sabar untuk menekan amarahnya demi menjaga perasaan Mamanya yang masih mencintai sang ayah.

"Apa maksud kamu hah? Kartu AS apa?"

"Citra yang Anda bangun dengan rapi, akan saya bongkar dan menggantikan citra anda sebagai pelaku pedofilia dan pelanggan VIP rumah bordil." Papar Revel dengan yakin.

"Mana buktinya?! Jangan asal ngomong ya kamu. Dasar anak bajingan!" Emosi ayahnya mulai keluar. Teh rosella yang baru dia minum pun tak mampu menahan emosinya.

"Saya punya bukti konkrit dan saya lihat dengan mata kepala saya sendiri anda pergi kesana." Revel melempar beberapa lembar foto keberadaaan Ayah Revel di rumah bordil milik Tante Lona.

"Bangsat! Apa mau kamu?!" Bentak Ayah Revel pada putranya sendiri.

"Kita buat kesepakatan." Ujar Revel mulai dengan rencana negosiasi.

Dengan terpaksa Revel menggunakan kuasa ayahnya untuk membantu membereskan masalah Kei dan Kai. Dengan ancaman rahasia ayahnya yang sering main ke rumah bordil itu dibuka ke publik, Revel bisa mendapat bantuan yang mahal harganya.

"Jadi, peran Papa menjadi pelapor rumah bordil itu? Dan kasih bukti-bukti yang kamu siapin ini?" 

"Ya, saya butuh power Anda yang cukup besar di media. Bonusnya, kalau rencana ini berhasil, Anda bisa mendapat citra baik yang lebih banyak lagi dan Anda bisa jadi pahlawan. Jadi kita sama-sama menguntungkan." Jelas Revel lagi.

Akhirnya Revel berhasil bernegosiasi dengan ayahnya. Revel anak yang cerdas dan tahu apa yang harus dilakukan. Semua bukti yang dia punya juga sangat lengkap yaitu berupa foto dan rekaman transaksi Tante Lona dan kliennya. Setelah mengecek semua kelengkapannya, Ayah Revel pun menyanggupi rencana yang dibuat putranya.

"Kamu berbakat, Nak. Pergilah ke Ausie untuk ambil Cyber Crime di Queensland." Komentar Ayah Revel yang menyadari bakat putranya dalam melakukan investigasi. Disitu terdapat setitik kepedulian seorang ayah atas masa depan anaknya.

Revel tak merespon perkataan ayahnya. Revel pamit meninggalkan rumah setelah negosiasi selesai.

Sebelum keluar rumah, dia masuk ke dalam kamar lamanya. Selama ini Revel tinggal terpisah dengan ayahnya semenjak Mama Revel terbaring koma. Revel tinggal di apartemen bersama adik angkatnya Aldi.

Melihat kamarnya tak ada perubahan sama sekali. Sang ayah membiarkannya tetap seperti sedia kala dengan barang-barang lamanya masih tertata rapih. Kamarnya pun sepertinya selalu rutin dibersihkan karena tak ada noda sedikitpun yang menempel.

She's Like a Eucalyptus [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang