Aldo berbaring sembari memegang laptopnya, semenjak kejadian kecelakaan itu Ia hanya bisa bekerja di rumah, Ia bisa saja mengambil cuti panjang namun Ia sama sekali tak ingin melakukannya, Ia sebagai psikolog harus bertanggung jawab terhadap pasiennya, jika Ia mengambil cuti panjang, lalu bagaimana dengan mereka yang membutuhkannya.
Aldo sangat amat menunggu kehadiran Kiara, saat Ia membebaskan Kiara dari jeruji besi, Kiara berjanji untuk merawatnya, namun sudah hampir 2 minggu setelah Kiara bebas, Kiara tak pernah menunjukkan batang hidungnya. Tetapi Aldo yakin Kiara adalah gadis yang baik dan Ia orang yang mampu menepati janjinya, mungkin sekarang Kiara sedang sibuk, jadi belum bisa menemuinya, pikir Aldo.
Tok..tokk
Ketukan pintu terdengar dari luar kamarnya, Ia berharap jika itu adalah Kiara.
"Masuk," pintanya.
Kendati harapan itu pupus ternyata ketika pintu terbuka menampilkan Siska yaitu ibunda Aldo.
"Kenapa Bun?," tanya Aldo.
Siska berjalan mendekat ke arah Aldo, "Udah 2 minggu, tapi dia sama sekali ngga nunjukin batang idungnya! udah Bunda bilang dia ngga sebaik apa yang kamu pikirin!."
"Kalo dia memang baik pasti dia tanggung jawab, dan nepatin janjinya buat ngerawat kamu!" lanjutnya.
"Bun semua orang itu punya kesibukan masing-masing, mungkin dia masih sibuk jadi belum bisa kesini," jawab Aldo.
Siska menggertak ,Tangan Siska refleks menggebrak meja "Kamu itu terlalu baik! Dan terlalu percaya sama orang yang baru kamu kenal!" kemarahan tampak terlihat jelas dari mimik wajahnya.
Aldo sempat tak bergeming sejenak sepertinya sang Bunda benar-benar marah bahkan seumur hidupnya, Aldo baru pertama kali melihat sang Bunda marah sampai seperti itu.
:):):):):):):):):):)
"Akhirnya selesai juga," ucap Kiara, Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya di sift pertama sebagai seorang waitress di sebuah restoran korea.
Dalam hidupnya Ini pertama kalinya Ia bekerja, walaupun memang tugas seorang waitress tidak terlalu berat tetapi bekerja itu tidak semudah yang Ia bayangkan, ,walaupun tugasnya tidak berat bekerja itu melelahkan.
Tetapi ini pengalaman hidup yang luar biasa, yang pernah Ia rasakan, walaupun hidupnya berat dan berantakan sekarang, tetapi banyak pelajaran yang bisa Ia petik.
Kiara bergegas menuju loker untuk mengambil tasnya dan Ia berencana untuk pulang. Kiara menepuk dahinya seolah Ia baru mengingat sesuatu "Oh iya, gua kan harus ke rumah ka Aldo," cemasnya Ia benar-benar lupa untuk menepati janjinya.
Kiara berjalan tergesa-gesa untuk mencari taksi, beberapa menit Ia menunggu tapi Ia sama sekali tak menemukan taksi yang melintas. Kiara melirik jam tangan yang melingkar apik di pergelangan tangannya waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara Anatta {Last memories In Beijing China}
Teen FictionSebelum baca follow! Cerita ini sudah lebih dari 40 Chapter dan akan terus bertambah tapi sekarang sedang tahap revisi! Sejak kecelakaan itu membuat kehidupan Kiara benar-benar berubah, orang tua dan keluarganya sangat membenci Kiara, Mentalnya bena...