Sinar matahari yang mulai muncul menggantikan tugas sang bulan, kendati sinar matahari tak mampu masuk ke dalam kamar yang di dominasi warna abu-abu itu, karena sinarnya terhalau oleh gorden yang tertutup sehingga kamar itu hanya terlihat remang-remang.
Kiara masih setia memejamkan matanya dan memeluk erat guling dengan menggulung badannya dalam selimut ,namun beberapa saat Alarm berdering, seketika membuat Kiara mengerjapkan netranya yang masih terasa katuk. Ia mulai mengulurkan tangannya mengambil jam yang sedari tadi terus berbunyi. Ia mematikan Alarmnya dan berniat untuk tidur lagi beberapa saat.
Kring!!!
Alarm kembali bedering, membuat Kiara seketika langsung membelalakan matanya. Ia langsung melirik jam alih-alih tidur sebentar nyatanya Ia kebablasan sampai 20 menit. Kiara bergegas bangun dari tempat tidurnya.
Kiara yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, Ia bangkit dan langsung membuka gorden di kamarnya agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam kamarnya dan membuat kamarnya lebih hangat. Ini hari libur tapi Kiara harus tetap bangun pagi, untuk memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah, itu adalah rutinitasnya setiap hari tidak ada hari libur untuk mengerjakannya.
Kiara tengah memasukan pakaian kotor ke dalam mesin cuci, namun kerjaannya itu terhenti ketika Tiara menahan lengannya "Lu harus nyuci pakai tangan mulai sekarang!"
"Kenapa ribet banget sih! Kan lebih simple nyuci pake mesin," selak Kiara.
"Lo tahu kemarin lu nyuci baju mahal gua, rusak! Gua gamau tau ambil semua baju ini, lu nyuci pakai tangan!"
"Lo keterlaluan banget sih Ti!" bentak Kiara.
Tiara membelalakan matanya seolah malas mendengar ucapan Kiara "Gua ga peduli sama apa yang lo omongin!"
Helaan nafas Kiara terdengar berat tetapi Ia menuruti apa yang Tiara perintahkan Ia membawa semua baju itu ke kamar mandi lalu Ia mulai menyikat-nyikat baju-baju itu.
Ntahlah apakah itu akan bersih atau tidak Ia sama sekali tak mengerti mencuci baju dengan tangan, ini kali pertamanya.
:):):):):):):):):):)
Tiara berbaring di sofa sembari memainkan beda pipihnya, tiba-tiba ponselnya berdering karena ada panggilan masuk dari Caroline yaitu sahabatnya, Tiara menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan.
"Halo besti," ucap Caroline.
"Lo ngenganggu gua aja deh." Ujar Tiara.
"Lo sibuk ngga?, masa kita hari libur ngga shopping" tanya Caroline.
"Kita shopping dong masa ngga, rugi dong, lo siap-siap aja nanti gua jemput."
"Oke bestie, lo hati-hati jangan lupa nanti teraktir kita," ucap Zea yang juga merupakan sahabat Tiara.
"Gampang, bye." Tiara langsung menutup teleponnya.
Tiara beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar mandi di mana Kiara berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara Anatta {Last memories In Beijing China}
Teen FictionSebelum baca follow! Cerita ini sudah lebih dari 40 Chapter dan akan terus bertambah tapi sekarang sedang tahap revisi! Sejak kecelakaan itu membuat kehidupan Kiara benar-benar berubah, orang tua dan keluarganya sangat membenci Kiara, Mentalnya bena...