10. Kembalinya Kiara bertepatan dengan kepulangan Ansel

126 63 3
                                    

Rencana Kiara hanya menginap satu hari, tapi kenyataannya berbeda, Ia sudah  tinggal di rumah Aluna selama satu minggu, Ia terlalu nyaman, rasanya Ia ingin selamanya tinggal di rumah keluarga yang harmonis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rencana Kiara hanya menginap satu hari, tapi kenyataannya berbeda, Ia sudah tinggal di rumah Aluna selama satu minggu, Ia terlalu nyaman, rasanya Ia ingin selamanya tinggal di rumah keluarga yang harmonis ini.

Tapi jika demikian Ia akan terus merepotkan keluarga Aluna, Ia merasa tak enak. Kiara berniat pulang hari ini, Ia mulai membereskan barang-barangnya, tidak banyak hanya beberapa saja, pasalnya selama di rumah Aluna, Ia memakai barang-barang milik Aluna.

"Kamu mau kemana?," tanya Aluna ketika Ia keluar dari toilet dan melihat Kiara tengah berkemas.

"Hari ini Aku mau pulang ya Luna, aku ngga enak kalo harus terus tinggal di sini , Aku selalu ngerepotin kamu sama keluarga kamu."

Aluna mendekat ke arah Kiara "Udah Aku bilang kamu sama sekali ngga ngerepotin, buktinya keluarga Aku seneng kamu ada di sini," timpal Aluna.

"Tapi Aku tetap harus pulang, keluarga Aku pasti nyariin, karena aku sama sekali ngga ngabarin mereka," tutur Kiara.

Aluna mengangguk paham, lalu Aluna membantu Kiara membereskan barang barangnya "Kamu boleh tinggal di rumah aku kapan aja kamu mau."

"Makasih ya Luna, oh Iya, Aku pulang sekarang ya Lun, nanti sampein ke keluarga kamu, makasih banyak udah baik sama aku, dan udah ngijinin aku tinggal di sini."

"Iya nanti aku sampein ke Ayah, Bunda dan Ka Seon."

:):):):):):):):):):):):)

Kiara kini tengah terduduk di bangku besi panjang yang berada di taman, bangku panjang yang di dominasi warna hitam, seraya Ia terus menengadah serta maniknya tak berhenti memandang ke arah langit yang hitam legam tanpa bintang, dan tanpa bulan yang malam ini tampak tertutup oleh awan.

Atmosfer taman yang hanya di terangi oleh lampu dengan bolham kuning temaram yang berada di setiap sudutnya, dan juga suara jangkrik yang sayup-sayup terdengar menemaninya.

Setelah satu minggu Ia tidak pulang, Ia sangat takut untuk kembali pulang ke rumah, Ia merapatkan kedua tangannya, dan menggenggamnya, Ia cemas dan bingung apa yang harus Ia lakukan sekarang.

Gadis itu menarik napasnya berat seolah melepaskan semua tekanan yang Ia rasakan, lalu Ia kembali mendongkakan kepalanya, sang empu memandang intens ke arah langit.

"Tuhan Kia takut." Curahnya yang keluar dari mulutnya, namun tanpa balasan, ucapannya itu hanya di balas oleh suara jangkrik yang sesekali terdengar.

Perlahan Kiara mulai menarik pandangannya, lalu Ia menundukkan kepalanya kontan matanya ikut terpejam. Air mata tak mampu Ia tahan, Air mata itu kembali luruh dari netranya, kini netranya berenang dengan air mata..

:):):):):):):):):):):)

"Berentiin mobilnya," ucap Pria yang sedang berada di dalam mobil, ketika dari kejauhan melihat gadis yang tengah terduduk di bangku taman, walaupun kondisi taman remang-remang tapi tampaknya gadis itu sangat familiar baginya.

Kiara Anatta {Last memories In Beijing China}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang