tubuh basah dengan bau tak sedap bukanlah hal asing untuk pemuda manis yang kini terdiam diri di balik toilet.pemuda manis itu tak marah, hanya menghela nafas panjang beberapa kali.
ini kejadian yang sudah tak bisa ia hitung lagi, kejadian ini terjadi sejak ia masuk ke sekolah.
sering dikerjai? ah di-bully lebih tepatnya.
anak beasiswa.
ya, bukan hanya dirinya saja tapi anak beasiswa yang pun sama.
mendapatkan perlakuan tak adil karena dianggap anak dari kalangan bawah yang bersekolah disekolah elit mereka.
untuk anak dari kalangan bawah, pemuda manis itu memang tidak bisa mengelak.
itu benar.
dan ia tak bisa berbuat apa apa dengan orang orang kalangan atas, mereka memakai uang untuk menutup mulut semua orang agar kejahatan mereka tertutup.
termasuk kasus bully ini, sudah banyak yang mengadu pada kepala sekolah, kesiswaan atau guru. namun, mereka tampak acuh dan tak peduli.
karena, siswa yang membully anak beasiswa adalah anak kepala sekolah. kesiswaan maupun guru jadi segan dan takut- atau bisa saja di beri uang dan semacamnya.
kembali pada pemuda manis yang masih terdiam di kamar mandi, hingga suara ketukan terdengar.
"na? ini gue, renjun. keluar dulu, gue bawa baju ganti buat lo." suara itu, pemuda manis itu tau betul siapa.
"sebentar kak ren." sahut pemuda manis itu dari dalam, tak lama si manis keluar sambil menunduk.
helaan nafas kasar terdengar, "gue udah bilang sama lo, istirahat bareng gue sama yangyang. mereka nggak akan berani deketin apalagi ngerjain lo kaya gini." ucap pemuda manis bertubuh mungil itu- Nakamoto Renjun.
"udah ren jangan di marahin anaknya." suara lain terdengar, itu Moon Yangyang.
"sekarang ganti baju, gue sama renjun tunggu di depan." pemuda manis bernama Kim Jaemin itu mengangguk pelan.
"terima kasih kak." setelahnya ia berbalik membawa paper bag menuju toilet.
"yuk tunggu di depan, lo udah pesen kan?" tanya Yangyang di balas anggukan oleh Renjun.
lima menit berlalu, Jaemin sudah rapih serta wangi dengan pakaian baru nya. pemuda manis itu keluar toilet menghampiri renjun dan yangyang- kakak kelasnya.
"baju nya buang aja." ucap renjun, mengambil paper bag berisi baju kotor Jaemin dan membuangnya begitu saja.
"sekali lagi terima kasih, kak." keduanya mengangguk, merangkul pundak Jaemin dan berjalan.
"yuk kantin, renjun yang traktir." Jaemin menggeleng.
"nggak perlu repot-repot, kak. aku bawa mak-" ucapan Jaemin terpotong oleh Renjun.
"gue liat semuanya, na. udah nurut aja, bekal lo juga udah di buang 'kan sama mereka." Jaemin diam, yang di katakan renjun itu benar.
"lain kali kalau haechan nggak sekolah lo bisa gabung ke kita, nggak usah dengerin omongan orang. mereka cuma iri karena gak bisa ikut sama kita, oke?" Jaemin mengangguk kaku mendengar ucapan Yangyang.
benar, teman Jaemin yang bernama Haechan itu sedang tidak masuk karena ada urusan keluarga.
Namanya Seo Haechan, pemuda manis di kelas satu satu nya yang mau berteman dengannya.
Karena pemuda manis itu juga Jaemin jarang atau tak pernah di kerjai lagi karena Haechan, tapi jika Haechan sedang tak ada mereka kembali mengerjainya.
Begitu dengan Renjun dan Yangyang mereka sama seperti Haechan, baik dan mau menolongnya tanpa memandang apapun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
plester kelinci [✓]
FanfictionBerawal dari Jaemin yang menolong ke dua kakak kelasnya, hingga beberapa hal yang tak ia tau perlahan terbongkar.