Jaemin membantu sang papi merapihkan toko, ini sudah waktunya toko mereka tutup di tambah dengan kue dan roti buatan papi yang sudah habis."nanti mau makan apa?" tanya Jungwoo- sang papi setelah ia rasa semuanya rapih.
"apa aja, pi. nana gak nolak, semua masakan papi enak semuaaaa." jawab dengan senyuman lucu diakhir, Jungwoo terkekeh.
"baiklah, tapi nana bantu papi, ya?" pemuda manis itu mengangguk semangat.
"oke!!" Jungwoo tersenyum, mengusap surai sang anak dengan lembut.
"mandi dulu sana, udah sore." ucap Jungwoo, Jaemin mendelik mendengarnya.
"udah mandi pi, itu mah papi kali yang belum mandi." kesalnya, Jungwoo tertawa.
"masa sih, coba papi cium." Jaemin mengangguk, menyodorkan pipi nya pada sang papi.
"loh iya, sudah mandi ya. sudah wangi seperti bayi." kekeh Jungwoo, Jaemin kesal mendengarnya.
"nana bukan bayi papiiiii!" rengeknya.
"iyakah? tapi di mata papi, nana adalah bayi menggemaskan papi. paling lucu, paling gemas, paling cantik." Jaemin tersenyum malu mendengarnya.
"papi mah! ayo masuk ke dalam kita siapin bahan untuk masak." semangat Jaemin yang di balas anggukan dari Jungwoo.
"iya iyaa, ayo sayang." mereka berlalu menuju rumah setelah memastikan toko sudah mereka kunci dan ia matikan lampu nya.
.
dapur minimalis itu diisi dengan tawa Jaemin, pemuda manis itu begitu senang dalam hal memasak seperti ini.
"yang bener aja, pi. masa aku naik ke atas pohon gara gara gak mau mandi." kata nya setelah mendengar cerita sang papi tentang diri nya di masa kecil.
"bener, kalau kamu gak percaya kamu bisa tanya sama om mingyu." balas Jungwoo membuat Jaemin terdiam.
Jungwoo yang sadar menghela nafas pelan, mengusap tangan Jaemin lembut.
"maaf, papi janji gak akan omongin om mingyu lagi." Jaemin tersadar, pemuda manis itu menggeleng dan tersenyum.
"kenapa minta maaf, gak apa apa, papiii." Jungwoo tersenyum tipis dan melanjutkan acara memasaknya dengan Jaemin.
"nana gak benci om mingyu, cuma kecewa aja setelah apa yang nana tau." ucap Jaemin, pemuda manis itu tersenyum kearah sang papi.
"masak capcay kayaknya enak deh, Pi. apalagi kalau baso nya banyak, ada bahan nya gak?" tanya Jaemin, mengalihkan pembicaraan.
"ada sayang, sebentar ya papi ambil." Jaemin mengangguk, membiarkan Jungwoo mengambil bahan yang ada di kulkas.
"maaf, pi."
🪐🪐🪐
"Mau kemana?" tanya pria tinggi yang baru saja keluar dari mobil, menatap sang anak yang berjalan begitu saja kearah motor yang terparkir tak jauh darinya."Papa tanya, kamu mau kemana?" ulang pria itu.
"arena."
Pria tampan dengan setelan kantor itu menghela nafas pelan.
"Yasudah, pulang nya jangan sampai larut." Kata pria tampan itu lalu berlalu meninggalkan sang anak yang mengepal tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
plester kelinci [✓]
FanfictionBerawal dari Jaemin yang menolong ke dua kakak kelasnya, hingga beberapa hal yang tak ia tau perlahan terbongkar.