[14]

3.7K 259 3
                                    


Jaemin memeluk tubuh Mingyu, pemuda manis itu terisak pelan.

Mingyu hanya tersenyum tipis, membalas pelukan Jaemin. Karena sungguh, Mingyu merindukan Jaemin.

Pemuda manis itu berbalik saat merasakan pelukan dari belakang, tersenyum saat Wonwoo ikut memeluknya.

Wonwoo saling bertatapan dengan Mingyu dan tersenyum.

"Aku juga mau ikut!" Mereka sontak menatap kearah pemuda manis yang mendekat, ikut berpelukan bersama.

Mereka tersenyum, kembali berpelukan.

Lucas dan Jungwoo ikut tersenyum menatap mereka berempat, begitu dengan Guanlin yang gemas melihatnya.

"Kak Nana halo, aku Sunoo. Anak ayah Mingyu dan papa Wonwoo, aku kelas delapan!" Kata pemuda itu senang.

"Halo Sunoo, aku Jaemin kamu boleh panggil aku Nana. Aku anak papa Lucas dan papi Jungwoo, aku kelas sebelas." Jaemin ikut memperkenalkan diri membuat Sunoo tersenyum senang.

"Salam kenal, kak Nana mau kan jadi kakak aku?" Jaemin tersenyum.

"Mau, aku juga mau punya adik lucu kaya kamu."

Oh, lihat! Pipi Sunoo memerah, membuat mereka gemas melihatnya.

.

Jaemin melambaikan tangannya saat Sunoo dari dalam mobil melambaikan tangannya, pemuda manis itu pulang setelah lumayan lama main ke rumahnya.

"Ayo masuk." Ajak Lucas, merangkul Jaemin sementara Jungwoo bersama Guanlin.

"Nanti ke rumah ayah Mingyu ya, pa."

"Iya sayang, tapi gak dalam waktu dekat ini gak apa-apa?"

"Gak apa-apa."

.

"Udah hafal belum?" Tanya Jungwoo

"Udah, kalau gitu aku berangkat dulu." Jawab Jaemin.

"Hati-hati."

Jaemin mengangguk, pemuda manis itu dengan di bantu Lucas membawa beberapa paper bag ke dalam mobil.

Jungwoo membuat beberapa cemilan dan akan di bagikan untuk sahabat-sahabatnya, Jaemin dan Guanlin yang antar.

"Hati-hati kalian." Ucap Lucas, keduanya mengangguk.

"Aku berangkat, pa." Lucas mengangguk.

Mobil Guanlin berjalan menjauhi pekarangan rumahnya.

"Kak alin tau alamat nya, kan?" Tanya Jaemin, Guanlin mengangguk.

"Tau."

Jaemin mengangguk, memainkan ponselnya lalu menatap ke arah luar jendela.

"Dek."

"Apa?"

"Gak jadi, lupa mau nanya apa."

"Gak jelas." Guanlin tertawa.

"Jangan ngambek, nanti kan mau ketemu Jeno."

"Kenapa jadi bawa kak Jeno."

"Kamu kan kalau ada Jeno yang malu-malu, suka ya?"

"Gak!"

"Gak salah atau belum suka?" Goda Guanlin.

"Gak tau ah, males!"

"Ngambek lagi, nanti kakak beliin es krim."

"Gak mau."

"Beneran gak mau? Es krim loh ini, sama apa aja deh terserah Nana."

plester kelinci [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang