Jungwoo menatap sendu kearah Jaemin yang berbaring lemah di ranjang rumah sakit, tadi malam Jaemin mengalami demam.
Tubuh itu menggigil, Jungwoo yang panik pun menelpon Mingyu. Meminta pria itu membawa Jaemin ke rumah sakit.
"Jungwoo." Panggil pria manis di belakang, Jungwoo menoleh.
"Kak Wonwoo." Pria itu menoleh.
"Bagaimana?" Jungwoo tersenyum tipis.
"Sudah lebih baik, terima kasih. Maaf menganggu kalian malam-malam." Ucap Jungwoo.
"Tak apa, Nana juga anak ku." Jungwoo menunduk mendengar ucapan Wonwoo.
"Maaf."
"Tak apa, Nana memang perlu waktu untuk menerima. Kau pun harus jujur, wu. Tentang semuanya, sebelum Nana tau itu dari orang lain." Kata Wonwoo, tangannya mengusap surai Jaemin lembut.
"Aku hanya takut, takut jika Nana kembali kecewa dan marah tentang semua."
Wonwoo diam, kemudian suara pintu ruangan terbuka. Itu Mingyu.
"Bagaimana keadaan Nana?" Tanya Mingyu.
"Sudah lebih baik."
"Syukurlah."
"Terima kasih." Mingyu mengangguk, ketiganya mengobrol sebentar sebelum sepasang suami itu berpamitan untuk pulang meninggalkan Jungwoo yang memegang tangan Jaemin dengan lembut.
"Pi." Suara lirih itu membuat Jungwoo mendongak, menatap Jaemin dengan senyum tipis.
"Iya sayang? Ada yang sakit? Atau pusing?" Tanya Jungwoo, bangkit untuk memencet tombol di atas brankar.
"Pusing sedikit."
"Tunggu sebentar ya, nanti dokter nya datang." Jaemin mengangguk.
...
"Jaemin gak masuk?" Tanya Guanlin pada Haechan yang duduk sendiri di kantin.
"Sakit."
"Gua duduk disini."
"Silahkan."
Guanlin duduk, disusul dengan Haruto, Jay, Hyunjin tak lama Jeno datang.
"Rumah sakit mana? Gua mau jenguk." Ucap Guanlin membuat Jeno menghentikan acara makannya.
"Jaemin sakit?" Tanya Jeno.
"Iya kak."
"Bareng aja, gue juga mau jenguk."
"Nanti sama gua, Chan." Haechan mengangguk mendengar ucapan Guanlin.
...
"Udah, pait Pi." Ucap Jaemin saat Jungwoo kembali menyuapinya dengan bubur.
"Satu lagi sayang, habis itu minum obat." Jaemin menurut, setelahnya meminum obat yang Jungwoo berikan.
"Kamu di kerjain, lagi?" Tanya Jungwoo pelan.
"Maksud papi?"
"Kenapa gak bilang sama papi? Tubuh kamu banyak lebam, kamu demam gara-gara ini, kan?" Lanjut Jungwoo, menahan air matanya agar tak turun.
"Maaf, aku gak mau buat papi khawatir."
"Justru ini yang buat papi khawatir, sayang. Mulai sekarang kalau ada apa-apa bilang, papi berusaha untuk bilang ke pihak sekolah soal masalah ini. Meski mereka gak peduli tapi papi akan berusaha sampai bisa, sampai orang-orang yang nyakitin kamu kena hukuman." Jungwoo meneteskan air matanya, pria itu terisak pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
plester kelinci [✓]
FanfictionBerawal dari Jaemin yang menolong ke dua kakak kelasnya, hingga beberapa hal yang tak ia tau perlahan terbongkar.