Jaemin berjalan bersama Haechan, Renjun dan Yangyang menuju kantin. Keempatnya mengobrol ringan selama perjalanan.Setelah sampai mereka berjalan kearah meja yang berada di pojok, disana sudah ada Jeno dan teman-teman nya.
Jaemin memberikan bekal untuk Guanlin juga Jeno yang sudah ia buat pagi tadi, kedua pemuda tampan itu mengucapkan terima kasih.
Mereka memakan makanan masing-masing, sesekali mengobrol.
"Gimana ulangan tadi?" Tanya Jeno pada Jaemin yang duduk di sebelahnya.
Jaemin menghela nafas pelan, "gak sesuai sama yang ada di kisi-kisi, bener-bener gak ada sama sekali. Untung gak belajar di kisi-kisi itu aja." Ucap Jaemin pelan.
Jeno terkekeh pelan, "gurunya siapa?"
"Pak Leeteuk."
"Gak heran, na." Jaemin mendongak kearah seseorang yang ikut bicara, itu Hyunjin.
"Iya, kayak buat apa kasih kisi-kisi kalau di soal gak ada sama sekali." Hyunjin mengangguk setuju.
"Makanya kalau di kasih kisi-kisi jangan belajar di situ aja, na. Kita juga harus cari yang lain, kalau bisa baca satu buku!" Timpal Haruto membuat Jaemin kembali mengangguk.
"Iyaa."
Setelahnya mereka kembali mengobrol, tak membicarakan tentang ulangan lagi.
Minggu ini, mereka memang sedang melaksanakan ujian semester pertama. Untuk tempat duduk pun di satukan, dari kelas 10 hingga kelas 12.
Tentu saja Jaemin tak satu ruangan dengan Haechan, pemuda manis berpipi chubby itu berada di depan kelas yang Jaemin tempati.
Istirahat saat ujian memang sebentar, mereka akan kembali melanjutkan ujian setelah itu pulang. Begitu selama satu minggu.
Setelah ulangan, sekolah mereka tak mengadakan remedial. Karena Minggu depannya di isi dengan kegiatan clasmet, hanya tiga hari. Namun banyak lomba yang sekolah sediakan.
Jaemin tak mengikuti lomba apa-apa sementara Haechan mengikuti lomba nyanyi, untuk perwakilan kelas. Teman sekelas Jaemin tentu saja setuju, karena mereka tau suara Haechan itu sangat bagus.
"Aduh, degdegan banget gua, na." Ucap Haechan, pemuda manis itu memegang tangan Jaemin erat.
Jaemin tersenyum, menyemangati Haechan dan mengusap tangan pemuda manis itu.
"Kalau gak degdegan ya mati, Chan." Canda Jaemin, Haechan mendengus kemudian tertawa mendengarnya.
"Ada-ada aja anjir."
"Biar kamu gak gugup, semangat ya." Haechan mengangguk.
"Thank you na."
Setelahnya Haechan menunggu giliran, pemuda manis itu begitu fokus menatap siswa yang lebih dulu naik ke atas panggung untuk bernyanyi.
"Hei." Haechan menoleh, mendapatkan pemuda tampan yang Haechan tau adalah teman sang kakak.
"Lo Haechan, kan? Gua Mark, teman Dery." Kenal Mark, Haechan mengangguk.
"Kenapa kak?"
"Lo nanti maju sama gua."
"Hah?"
"Ya sama gua, gua yang main gitar Lo yang nyanyi."
"Tiba-tiba banget?"
"Iya, dadakan. Nurut aja dah, gua udah dateng ke sini juga." Haechan mengangguk saja, kenapa pemuda itu sangat??????
KAMU SEDANG MEMBACA
plester kelinci [✓]
FanfictionBerawal dari Jaemin yang menolong ke dua kakak kelasnya, hingga beberapa hal yang tak ia tau perlahan terbongkar.