Jaemin mambawa tumpukan buku, tadi pak Shindong menyuruhnya untuk menaruh buku bersama salah satu siswi namun siswi itu malah berjalan di belakang Jaemin. Tak membawa buku, membiarkan tumpukan buku yang hampir menutupi wajah Jaemin.Siswi itu hanya memandang kukunya seraya berjalan, tak memperdulikan Jaemin hingga pandangan melihat keadaan pria yang sedang berjalan kearah mereka.
Menyeringai, gadis itu mempunyai rencana.
Bruk
"akh."
"aws!"
"ups?"
Jaemin menabrak tubuh pria yang jalan berlawan arah dengannya, bukan karena buku yang menghalangi tapi karena gadis di belakanganya mendorong tubuhnya.
"Maaf, pak. Saya kurang hati-hati." Ucap Jaemin, mengambil buku yang berserakan.
"Saya yang seharusnya minta maaf karena fokus dengan ponsel saya tanpa melihat jalan, kau tak apa?" Sahut pria itu, ikut membantu Jaemin membuat gadis di belakangnya menatap tak percaya.
Pria itu mendongak, terdiam menatap wajah Jaemin lalu kearah gadis yang sejak tadi diam berdiri menatap mereka tanpa menolong.
"Kamu bawa buku sebanyak ini sendiri?" Tanya pria itu membawa sebagian buku yang Jaemin bawa, berdiri diikuti Jaemin.
"Sama teman, pak. Tapi tangannya sedang sakit, jadinya saya yang membawa sendiri." Jawab Jaemin, jujur.
"Dia?" Tunjuk pria itu, Jaemin mengangguk.
"Tangan kamu sakit?" Gadis itu mengangguk kaku.
"Jika tangan kamu sakit, beritahu guru supaya ada yang menggantikan kamu untuk membawa buku. Kamu ikutin tapi gak bawa apa-apa percuma, lebih baik istirahat saja di uks." Lanjut pria itu, membuat gadis didepannya menunduk dan meminta maaf.
"Saya bantu." Jaemin terkejut, kemudian mengucapkan terima kasih pada pria didepannya.
Gadis itu- Gia, mengepal tangannya.
"Ck! Kenapa jadi gue yang kena omel, harusnya si miskin itu dong?? Kan dia yang nabrak, bukan gue. Pak Lucas gimana sih! Kesel ah!" Gerutu Gia, berbalik menuju kelas.
"Awas aja besok! Gak akan gue kasih ampun!"
"Terima kasih, pak." Ucap Jaemin, pria itu- Lucas, mengangguk dan tersenyum kecil.
"Saya pamit ke kelas pak, permisi." Lucas mengangguk, menatap punggung kecil itu menjauh.
Wajah itu, wajahnya begitu mirip dengan suaminya.
...
"Pak Lucas itu papa nya alin, kak? Pemilik sekolah ini?" Tanya Jaemin, tak percaya.
"Iya, baru tau?" Jeno terkekeh melihat wajah lucu yang Jaemin tampilkan.
"Iya, tadi aku gak sopan nabrak pak Lucas."
"Kok bisa nabrak?" Tanya Jeno, kembali memakan bekal yang Jaemin bawa.
"Itu, gak sengaja." Jeno mengangguk saja, menyuruh Jaemin membuka mulut lalu menyuapi pemuda manis itu.
Tanpa sadar jika salah satu siswi menatapnya penuh benci.
"Sialan."
...
"Gimana?" Tanya gadis di depannya.
"Atur aja, mau kapan emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
plester kelinci [✓]
FanficBerawal dari Jaemin yang menolong ke dua kakak kelasnya, hingga beberapa hal yang tak ia tau perlahan terbongkar.