[21]

2.8K 230 3
                                    


Guanlin melangkah cepat menuju ruangan dimana keluarganya berada, pemuda tampan itu mendapat kabar jika ketiganya mengalami kecelakaan.

Membuka pintu ruangan itu, mendapatkan ketiga keluarga nya yang berbaring lemah dengan luka lumayan parah terutama Jaemin.

Pemuda itu mendekat kearah Jungwoo, matanya berkaca-kaca melihat keadaan sang papi.

"Papi." Lirih Guanlin, pikirannya sudah jauh kemana-mana. Pemuda itu takut, takut jika pria manis yang berbaring lemah itu pergi seperti beberapa tahun yang lalu.

Guanlin memegang tangan Jungwoo, mengusapnya pelan. Mengecup tangan itu lembut, Guanlin takut. Takut sekali.

Pemuda tampan itu beralih kearah Jaemin, memegang tangan pemuda manis itu lalu mengecupnya. Mengusap surai Jaemin dan mengecup keningnya lalu beralih ke Lucas.

"Pa, alin janji akan cari tau pelaku nya sampai dapat." Ucap Guanlin, dengan satu tangan terkepal kuat.

Pemuda itu sudah curiga pada satu orang, dan mengingat kejadian kemarin. Keluar dari ruangan, mendapatkan Mingyu, Wonwoo, Sunoo juga Jeno.

"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Wonwoo lembut, pria manis itu duduk di samping Guanlin yang menunduk.

"Tadi alin dapat kabar, mereka kecelakaan." Jawab Guanlin pelan.

Wonwoo mendengar itu mengusap punggung Guanlin lembut.

"Keadaan mereka bagaimana?" Kini Mingyu yang bertanya.

"Cukup parah, tapi Nana lebih parah om." Jawab Guanlin, pemuda itu memegang kepalanya.

"Ayah, kakak cantik hiks.." Isak Sunoo, Mingyu mendekat dan menggendong Sunoo. Mengusap punggung si kecil lembut.

"Kita berdoa semoga kakak cantik, om Lucas dan papi baik-baik saja." Ucap Mingyu menenangkan, Sunoo mengangguk pelan masih terisak kecil di gendongan sang papa.

"Rem blong atau gimana, Lin?" Tanya Jeno.

"Kemungkinan, tapi kemarin pas pulang masih baik-baik aja. Aneh ya? Gua curiga sama satu orang." Jawab Guanlin.

"Kenapa kamu bisa curiga sama orang itu?" Kata Wonwoo.

"Dia udah pernah lakuin ini sebelumnya, om."

"Kecelakaan Jungwoo?" Tanya Mingyu, Guanlin mengangguk.

"Kemarin dia datang ke sekolah, padahal sejak kecelakaan papi dan ada kejadian papa usir dia dari rumah. Tapi dengan gak tau dirinya, dia datang lagi. Papa marah, usir dia yang masih ada beberapa murid kemarin." Jawab Guanlin.

"Nanti om bantu, mulai sekarang panggil ayah, papa aja." Guanlin mengangguk pelan.

"Terima kasih ayah, papa." Mereka mengangguk, Wonwoo tersenyum dan mengusap surai Guanlin lembut.

"Kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi ayah sama papa, ya. Jangan sungkan."

"Makasih pa."

.

"Alin." Guanlin yang tengah fokus pada laptopnya menoleh, pemuda tampan itu menaruh laptop dan mendekat kearah Jungwoo yang memanggilnya pelan.

"Papi."

Jungwoo tersenyum tipis, tangannya terulur mengusap pipi Guanlin.

"Ada yang sakit? Alin panggil dokter sebentar." Jungwoo mengangguk pelan.

"Papa sama Nana mana?" Tanya nya.

"Papa lagi istirahat, Nana—" Guanlin terdiam, sebelum memegang tangan Jungwoo dan menatapnya.

plester kelinci [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang