*
"Aku seneng denger kabar kamu akan menikah Ra. Selamat ya."Nanda mencoba tegar dan memberikan selamat pada Rara. Meski wajahnya penuh dengan air mata.
"Nan, kamu gak marah sama aku? Aku minta maaf Nan..hiks" (Rara masih belum berhenti dengan tangis nya karena merasa bersalah)
"Nggak kok Ra. Itu semua sudah menjadi jalan takdirmu. Jahat sekali kalau aku harus membencimu" (sambil menyeka air matanya lalu memeluk sahabatnya itu)
"Nann Terimakasih sudah mau mengerti..__"
"Samasama Ra. Aku pulang dulu ya aku masih ada urusan. Assalamualaikum."
Nanda pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban dari Rara.
.
.Nanda pulang dengan penuh linangan air mata. Ia rapuh tapi dipaksa untuk kuat. Ia tak tau harus bagaimana. Ingin sekali rasanya ia pergi dan menghilang, namun mustahil. Ia harus menerima kenyataan pahit ini. Rasa sakit yang begitu mencekik.
Mau marah? Marah pada siapa? Ini semua sudah bagian dari skenario Tuhan. Kali ini Nanda cuma bisa ikhlas. Mengikhlaskan semua yang telah terjadi.
.
*
.
Kita semua pasti pernah patah. Namun karenanya, kita lebih memilih untuk tabah.
Pun memilih diam, meski terlihat lebam.
Aku tahu semua memang sulit, terlebih rasa sakit yang terus membelit.
Tak banyak caraku,
Hanya diam, untuk menutup celah terdalam.
.*
Mungkin begitulah Nanda. Mencoba untuk terlihat baik-baik saja, mencoba menyembunyikan perasaan nya yang tengah hancur berkeping-keping.
Nanda wanita yang kuat. Nanda wanita yang hebat. Tidak semua wanita bisa seperti Nanda. Terlihat baik-baik saja didepan sahabatnya yang akan menikah dengan laki-laki yang hampir saja menjadi miliknya.
.
.
.
.
Huhuu:''((
Sad yak:''(Please comment
Bismillah..
KAMU SEDANG MEMBACA
NAHARA (Nanda Habibah Ramadhani)
Teen FictionPerihal perjalanan kisah cinta seorang gadis yang bernama Nanda Habibah Ramadhani.