Chapter 18

19 6 0
                                    

*.
Nanda dan Emir pun sampai di tempat makan. Mereka langsung memesan makanan yang menurutnya lezat.

"Nan, kamu minumnya apa?"

"Cappucino Susu saja Al."

"Yasudah mba, ditambah cappucino susu nya 2 ya."

"Baik mas. Ditunggu ya"

"Loh Al kenapa kamu ikut-ikutan minum itu? Kamu emang gak mau pesan minum yang lain?"

"Nggak Nan. Aku pengen samaan aja sama kamu."

"Hmm iya Al terserah kamu"

"Haha..__ Eh Nan selain sibuk ngajar kamu sibuk apalagi?"

"Aku hanya sibuk mengajar aja Al, paling sekali-kali suka ikut kajian di deket-deket rumah."

"Oh iya Nan. Gimana kabarnya mamah kamu?"

"Baik Al Alhamdulillah."

"Syukurlah Nan. Kapan-kapan boleh kan main kerumah kamu Nan?"

"Silahkan Al, mamah ku juga pasti senang kamu main ke rumah."

"Ya jelas dong Nan, orang aku ini calon menantunya hahaa..__"

"Hmm jangan mulai Al, ini tempat umum"

"Iya Nan, aku kan cuma becanda."

Tak lama pesanan mereka pun datang. Mereka langsung makan sambil berbincang-bincang dengan asik.

Al memang seseorang yang humoris, Nanda juga sebenernya suka tertawa dengan kehumorisannya Al. Hanya saja, akhir-akhir ini Nanda tak pernah terlihat tertawa. Ya mungkin karena masalah yang berturut-turut menimpanya. Kenyataan yang seakan menghantamnya tanpa ada kesiapan apa-apa.

Akhirnya mereka selesai makan. Al pun membayar semua pembayaran nya di kasir.

"Al tadi habis berapa punya ku?"

"Ya Ampuun Nan, harga diri aku mau di kemanain kalau kamu bayar makanan sendiri? Masa iya cowok seganteng ini, makan sama cewek cantik, ehh.. cewek cantiknya bayar makan sendiri. Bisa turun harga diri aku Nan."

"Haha iya iya Al Terimakasih traktirannya."

"Samasama Nandaaa..__ Rencana mau kemana lagi habis dari sini Nan?"

"Aku mau langung pulang saja Al. Aku capek banget hari ini, gapapa kan?"

"Gapapa dong Nan. Yaudah aku anterin, aku juga kangen banget pengen ketemu mamah kamu Nan..__ haha udah lama soalnya gak ketemuuu"

"Iyaa juga sih Al, berapa tahun ya kira-kira kita gak ketemu?"

"Satu abad deh kayanya Nan."

"Nggak sampai berabad-abad juga Al, kamu ini"

"Hahah yaudah hayuk Nan."

Nanda hanya menjawab dengan anggukan ke pinggir kanan.
Kebiasaan Nanda memang seperti itu, mengangguk kepinggir sebelah kanan.

.
.
.
.
Comment please😍
Maaf baru dilanjut lagi.
Huhuu
Bismillah
Next..

NAHARA (Nanda Habibah Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang