*Handphone Nanda berdering~
"Assalamu'alaikum Nan?"
"Wa'alaikumsalam Ra."
"Nan maaf ya tadi siang aku pulang duluan. Aku ada urusan."
"Iya Ra gapapa kok. Tapi kamu baik-baik aja kan?"
"Aku baik-baik aja kok. Btw besok kita bisa ketemu Nan? Di tempat biasa?"
"Bisa Ra. Yaudah selesai ngajar aku ke
tempat biasa ya?""Okee Nan. Sampai ketemu besok. Assalamu'alaikum."
"Iya Ra Wa'alaikumsalam"
..
Esoknya pagi-pagi sekali Nanda sudah sampai disekolah. Selepas ngajar Nanda langsung bergegas pergi ke tempat biasa untuk bertemu Rara.
Namun sialnya~"Hai Nan..?"
"Astaghfirullah, kamu ngagetin aku Al. Lagi apa kamu disini?"
"Memang bidadari bisa kaget ya? Hahaa..__" (Begitulah keisengan Al pada Nanda)
"Maaf Al aku gak ada waktu buat becanda, aku ada urusan."
"Ya ampun Nan, aku jauh-jauh kesini ke sekolah tempat kamu ngajar, cuma mau ngajak makan siang aja kok. Masa gak ada waktu buat orang seganteng ini?"
"Hmm maaf sekali Al, aku serius lagi ada urusan. Lain kali saja makan siangnya ya."
"Tapi Nan, ini serius kamu gak mau makan siang sama cwo ganteng?"
"Bukan gak mau Al. Aku ada urusan. Yasudah aku duluan ya Assalamu'alaikum"
"Hmm wa'alaikumsalam.."
..*
Sesampainya Nanda di tempat, terlihat Rara sudah menunggu sedari tadi."Hi Ra. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam Nan."
"Kamu sudah lama menunggu Ra. Maaf agak telat sedikit. Tadi di sekolah lagi ada kegiatan."
"Nggak kok Nan, aku juga baru sampai."
"Oh iya Ra syukurlah. Btw kenapa, ada apa Ra? Mau bicara apa?"
"Aku takut Nan:''(___"
"Takut kenapa Ra? Ceritalah, kamu lagi ada masalah?"
"Nan kamu sahabat aku dari kecil, aku takut kamu marah."
"Marah kenapa Ra? Kenapa aku marah sama kamu? Kan kamu gak ada salah sama aku?"
"Nan, sebenernya minggu depan aku mau menikah."
"MaaShaaAllah Ra. Itu kabar baik, seharusnya kamu bahagia. Terus kenapa kamu malah nangis? Aku bahagia dengar kabar ini."
"Tapi calon suamiku mas Emir Nan:'(___"
"Mas Emir?" Tubuh Nanda seketika membeku mendengar pernyataan Rara.
"Iya mas Emir Fatansyah, yang kemarin akan jadi calon suami mu juga Nan"
Tak ada jawaban apapun dari Nanda. Bibir Nanda terasa kelu. Ia tak tahu harus merespon seperti apa pada sahabatnya itu.
"Nan, aku sama mas Emir di jodohin sama orangtua ku. Ternyata orangtua ku dan orangtua mas Emir sudah saling kenal Nan. Aku sama mas Emir udah coba nolak. Tapi orangtua ku yang ngotot tentang perjodohan ini. Orangtua mas Emir pun bilang, bahwa mereka merasa bersalah sama keluarga mu Nan. Dia sudah datang ke rumah mu, tapi harus terpaksa membatalkan semuanya. Aku bingung Nan.
Hikss ... Aku takut kamu marah dan kecewa...
Aku udah coba berkali-kali nolak dan jelasin ke orangtua ku. Tapi mereka gak mau denger, Aku bingung Nan... Aku minta maaff...😭
Kamu jangan benci sama aku ya Nan😭"
Hiks ...😭Hening seketikaa..
Hanya terdengar suara isak tangis Rara.
.
Nanda terdiam dan mematung. Ia mencoba menahan air matanya agar tak keluar. Namun semua sia-sia. Ia tak bisa menyembunyikan perasaan nya yang memang sedang kacau dan sakit hati..
.
.
Jangan lupa comment ya.Bismillah
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
NAHARA (Nanda Habibah Ramadhani)
Fiksi RemajaPerihal perjalanan kisah cinta seorang gadis yang bernama Nanda Habibah Ramadhani.