Chapter 12

33 8 0
                                    

*
Menu makanan ditempat ini memang bisa dikatakan enak-enak semua. Itu alasannya tempat makan ini adalah tempat makanan favorit Nanda dan Rara. Selain menunya yang memang enak, tempatnya juga begitu strategis karena bersebelahan dengan masjid.

"Ohiya Nan, aku mau bicara sama kamu. Tapi aku gak tau harus mulai darimana."

"Kamu gak biasanya seperti ini Ra. Ada apa, coba cerita."

"Begini Nan, Aku mau___."
Belum selesai Rara cerita, tiba-tiba Handphone Rara berdering.

"Sebentar ya Nan, aku angkat telepon dulu."

"Iya Ra silahkan."

.
**

.
"Halo Assalamu'alaikum bu?"

"Ra kamu lagi dimana?"

"Rara lagi makan sama Nanda bu, kenapa?"

"Kamu pulang sekarang ya, kamu kan harus siapin semuanya."

"Tapi bu bisa nanti aja nggak? Rara lagi makan dulu sama Nanda"

"Sekarang Ra, nggak ada waktu lagi"

"Hmm iya bu, Rara pulang sekarang."
.
**
.
"Nan, maaf ya sepertinya aku harus pulang sekarang, aku ada urusan, tadi ibuku menelpon."

"Loh ini makanan nya belum habis Ra. Tadi juga kamu kan mau bicara. Bicara apa?"

"Nanti aja ya Nan, aku sekarang harus pulang. Assalamualaikum"
Tanpa sempat mendengar jawaban Nanda, Rara langsung pergi begitu saja.

"Tapi Ra, hmm yaudah Wa'alaikumsalam."
.

Nanda tidak tahu dengan perubahan sikap Rara yang tiba-tiba menjadi pendiam. Nanda merasa bahwa sahabatnya itu berubah, tidak seperti Rara yang ia kenal.
Cuma Nanda lebih positif thinking. Barangkali itu hanya perasaan Nanda saja yang berlebihan. Atau bisa jadi Rara memang sedang ada masalah.

Adzan Dzuhur berkumandang.

"Sebaiknya aku sholat dzuhur dulu sebelum pulang" (Nanda bergumam dalam hati)

..

Selepas Nanda sholat, ia langsung bergegas keluar untuk pulang. Namun sayangnya ia malah bertemu seseorang.

"Nanda__." (Suara orang memanggil)

"Alfin? Kamu sholat disini juga?"

"Iya Nan, kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, kamu apakabar Al?

"Alhamdulillah baik juga Nan. Wah udah lama gak ketemu kamu Nan. Perasaan kamu makin cantik aja. Hahaa__."

"Hmm kelakuanmu masih sama Al kaya dulu nggak berubah sama sekali, tetep lucu dan humoris."

"Iya aku memang lucu dari kecil Nan."

"Kelakuan mu Al bukan wajahmu."

"Ohaha aku kira wajahku Nan. Tapi aku serius kamu makin cantik aja"

"Hmm Terimakasih Al, btw aku perempuan ke berapa yang kamu bilang cantik Al?

"Ya Allah__. Haha... Nanda Habibah Ramadhaniii.., baru satu lah Nan, kamu aja."

"Hmm iya iyaa Al."

"Yasudah aku duluan ya Al"

"Eitss sebentar dong Nan. Aku mau minta nomor telepon kamu dulu nih."

"Yaudah biar cepet nih."

"Haha.. okee Nan. Kalau aku telepon angkat ya."

"Handphone ku gk bisa angkat telepon Al? Yasudah Wa'alaikumsalam"

"Loh masa sih Nan? Nan bentar duluu.. Hmm Wa'alaikumsalam."

Nanda pun pergi begitu saja. Nanda memang sudah kenal Al, Nanda pun sudah hapal kelakuan Al yang memang suka bercanda. Mereka tetanggaan sudah lama. Hanya saja pada saat itu rumah Nanda pindah, semenjak itu mereka nggak saling berkabar.

.
.
.
Bismillah
Jangan lupa comment ya
.

NAHARA (Nanda Habibah Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang