Happy reading.
Pagi harinya, Alvarez sudah berada di depan pintu kamar Liona dan berniat untuk meminta maaf kepada nya karena kejadian semalam. Alvarez berdiam diri di depan kamar Liona sudah sekitar 5 menit, entah apa yang dipikirkannya.
Setelah sekian lama berfikir dan bergelut dengan pemikiran Nya akhirnya Alvares memutuskan untuk membangunkan Liona sekalian meminta maaf kepada Liona.
Alvarez melangkahkan kakinya menuju ranjang Liona dan melihat tubuh mungil yang terbungkus selimut tebal dan punggung yang memunggunginya dan sedikit gemetar membuat Alvarez khawatir bukan main.
Alvarez dengan langkah tergesa-gesa mendatangi Liona dan memeriksa tubuh Liona yang sedikit gemetar sembari memegang erat selimut yang menutupi tubuhnya.
Betapa terkejutnya Alvarez disaat melihat wajah Liona yang pucat dengan wajah memerah seperti habis menangis, dan mata yang sedikit membengkak.
Betapa terkejutnya Alvarez disaat memegang tubuh Liona yang lumayan panas dengan tubuh yang mengigil.
"Baby wake up" Ucap Alvares berusaha membangunkan Liona.
"Di-dingin" ucap Liona dengan suara lirih.
Ucapan lirih yang dikeluarkan oleh Liona membuat Alvares semangkin khawatir dan segera pergi ke dapur untuk mengambil air hangat untuk mengompres Liona.
Alvarez kembali ke kamar Liona dengan membawa mangkok dengan air panas disertai kain untuk mengompres tubuh Liona.
Alvarez dengan telaten mengompres Liona dan berusaha untuk tidak membangun dan membuat Liona merasa terganggu dari tidurnya.
"I'm sorry darling, get well soon and have sweet dreams." Ucap Alvarez Setelah mengompres Liona dan berniat untuk kembali ke kamarnya.
Disaat Alvarez melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tidur Liona, tangannya lebih dahulu ditarik oleh Liona membuat Alvares menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Liona yang sedang menatapnya dengan tatapan sayu.
"Don't leave me please" ucap Liona menarik ujung baju Alvarez dengan tangan mungilnya.
Mendengar ucapan Liona membuat Alvares menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menemani Liona beberapa saat.
"I'm here darling, don't worry" bisik Alvarez kepada Liona berniat untuk menenangkan Nya.
"Don't be angry" ucap Liona menggelengkan kepalanya.
"I am not angry, okay" Ucap Alvares mengusap kepalanya.
"Ta-tapi semalam kakak marah dan ngebentak Ona karena bahas mommy dan Daddy hiks" jawab Liona dengan isakan kecilnya.
"Jangan menangis, kakak tidak marah jadi jangan menangis lagi, okay" ucap Alvarez menenangkan Liona.
Mendengar ucapan Alvarez membuat Liona segera memeluk Alvarez yang berada tepat disampingnya yang membuat Alvarez tertegun beberapa saat kemudian tersenyum kecil.
Alvarez terus mengusap punggung mungil Liona supaya Liona lebih tenang dan segera beristirahat, tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus Liona yang ternyata sudah tertidur dengan masih memeluk tubuhnya.
Menyadari bahwa Liona telah tertidur , Alvarez segera memperbaiki posisi tidur Liona supaya tubuh Liona tidak sakit di saat bangun dari tidurnya serta memakaikan selimut untuk supaya nyaman dalam tidurnya.
"Get well soon darling" ucap Alvarez menciumi pipi Liona dan meninggalkan kamar Liona menuju kamarnya.
Setelah Alvarez membersihkan tubuhnya, dia segera pergi menuju dapur bertujuan untuk membuatkan sarapan dan memberikan obat untuk Liona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi to twins antagonis
Teen FictionLavina Calista Dominic, anak perempuan satu satunya dari pasangan Berliana sintesa Dominic dan Edward Martin Dominic yang merupakan anak putri kesayangan dalam keluarga Dominic. Anak yang selalu dimanjakan dan tidak akan dibiarkan untuk keluar dari...